kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.444.000   1.000   0,07%
  • USD/IDR 15.340   0,00   0,00%
  • IDX 7.832   19,65   0,25%
  • KOMPAS100 1.193   8,54   0,72%
  • LQ45 967   7,57   0,79%
  • ISSI 228   1,17   0,52%
  • IDX30 493   4,42   0,90%
  • IDXHIDIV20 594   3,60   0,61%
  • IDX80 136   1,13   0,84%
  • IDXV30 139   0,76   0,55%
  • IDXQ30 165   1,38   0,84%

Tahun depan, BNI bidik pertumbuhan bisnis 17%


Kamis, 12 Desember 2013 / 09:39 WIB
Tahun depan, BNI bidik pertumbuhan bisnis 17%
ILUSTRASI. Sejumlah petugas Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Utara bersama petani melakukan pengubinan di areal persawahan di Rorotan, Jakarta Utara, Kamis (14/7/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.


Reporter: Issa Almawadi | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Bank BNI realistis menghadapi bisnis tahun depan. Bank pelat merah ini memproyeksikan pertumbuhan kredit di tahun 2014 antara 17% sampai 17,5%. "Sebenarnya kami tetap moderat, tapi mengarah ke konservatif. Tumbuh 17% hingga 17,5% masih bisa diraih mengingat posisi BNI membantu fasilitasi pembangunan infrastruktur di dalam negeri," kata Direktur Utama Bank BNI, Gatot Mudiantoro Suwondo, Rabu (11/12).

Di balik pertumbuhan itu,Gatot menilai, sektor konsumer akan melambat. Untuk itu, BNI mulai memaksimalkan beberapa sektor seperti agribisnis, telekomunikasi, listrik, konstruksi, food and beverage, perdagangan dan migas. Dari beberapa segmen itu, BNI masih mempelajari sektor migas. Melalui sektor migas, BNI telah memanfaatkan layanan cash management. "Kami juga baru mempunyai layanan trustee. Ini coba kami kembangkan," jelas Gatot.

Pada awal Desember, BNI menjual 40% saham BNI Life kepada Sumitomo Life Insurance Company. Nilai transaksinya mencapai Rp 4,2 triliun. Dana hasil divestasi langsung masuk ke ekuitas BNI Life.

Jadi, BNI Life bisa eksis dengan modal sendiri hingga tiga tahun mendatang. "Sumitomo masuk tak hanya memiliki kemampuan finansial, tapi juga bisa transfer knowledge untuk mengembangkan bisnis BNI Life," tutur Gatot.

Manajemen BNI juga bangga dengan hasil penjualan BNI Life. Sebab, saat mendirikan BNI Life, Bank BNI hanya membutuhkan modal Rp 300 miliar. Dengan transaksi terakhir, Gatot menerangkan, sisa kepemilikan BNI di BNI Life senilai Rp 6 triliun.

Tak cuma organik, BNI juga merancang pertumbuhan anorganik. BNI menyiapkan aksi akuisisi dan divestasi anak usaha, meski belum masuk rencana bisnis bank 2014. Untuk akuisisi, BNI belum menentukan target, tapi bukan tak mungkin membidik bank. Apalagi, anak usaha BNI sudah lumayan lengkap, meliputi asuransi, sekuritas dan multifinance.

Untuk divestasi, selama ini BNI memiliki kebijakan pengembangan bisnis anak usaha. Ketika BNI tak bisa mengembangkan anak usaha, manajemen memiliki kebijakan mencari mitra strategis seperti telah dilakukan di BNI Life dan BNI Securities.

Dalam divestasi saham anak usaha, Bank BNI memiliki kriteria khusus. Mitra strategis tak hanya dituntut memiliki dana, tapi juga punya kekuatan yang bisa saling mengisi untuk kemajuan anak usaha. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×