Reporter: Puspita Saraswati | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski dalam realisasinya mesih menghadapi berbagai kendala, program penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui perusahaan pembiayaan sebenarnya memiliki potensi cukup besar.
Direktur IT, BD & Corp Planning PT Federal International Finance (FIF Group), Indra Gunawan mengatakan ada peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan pembiayaan dalam menyalurkan KUR jika mampu menganalisa segmentasi pasarnya secara jeli.
“Ada peluang yang baik bagi multifinance menyalurkan KUR namun kami juga melihat adanya delikuensi yang tidak begitu baik dalam pembiayaan modal kerja ini, sehingga perlu waktu membangun kompetensi orang yang nantinya melaksanakan bisnis ini untuk menganalisa segmentasi pasar yang jadi kunci program ini,” katanya
kepada Kontan.co.id, Sabtu (27/10).
Indra bilang, saat ini pihaknya tidak mau terburu-buru menyalurkan KUR selain karena perusahaan pembiayaan perlu melakukan analisa pasar, juga adanya peralihan
sistem keanggotaan.
“Kami belum menyalurkan KUR karena persyaratan mengharuskan cek SID atau biro kredit dan Host to Host ke SIKP, SIKP baru saja selesai passed dan sudah direkomendasikan artinya bisa segera dijalankan begitu SLIK OJK sebagai pengganti SID BI diterapkan per Januari 2019,” tambahnya.
Kabarnya, untuk bisa menyalurkan KUR di tahun 2019, FIF tengah dalam proses penyusunan Memorandum of Understanding (Mou) dengan Jamkrindo untuk bisa menyalurkan pemodalan senilai Rp 50 miliar.
Menurut Indra risiko yang dihadapi perusahaan pembiayaan untuk menyalurkan KUR akan lebih kompleks baik dari segi operasional maupun risiko keuangan.
“Risikonya akan sedikit lebih kompleks karena penyaluran KUR akan berkaitan dengan situasi ekonomi selama berjalannya masa pinjaman KUR dan ini sangat sensitif,” katanya.
Untuk mengatasi risiko yang ada, Indra bilang pihaknya tengah mempersiapkan langkah-langkah strategis yang bakal dijalankan perusahaan dengan melakukan analisis dan pembelajaran terkait segmentasi pasar hingga kompetensi sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno bilang program penyaluran KUR melalui multifinance tidak signifikan lantaran dalam proses penyalurannya diperlukan teknologi yang tersinkronisasi dan hingga saat ini lebih cocok untuk dijalankan pihak perbankan.
“Kontribusi perusahaan pembiayaan dalam menyalurkan KUR masih kecil. Sehingga APPI tidak melakukan pendataan terkait penyaluran KUR. Kementerian Koordinator Perekonomian sendiri rasanya lebih condong kepada perbankan untuk penyalurannya, sehingga saat ini belum ada evaluasi,” katanya kepada Kontan.co.id, Sabtu (27/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News