Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan uang elektronik dan sistem pembayaran semakin ketat. Tak cuma perbankan, industri keuangan nonbank juga semakin serius mengembangkan uang elektronik dan digital payment mereka. Sebut saja TCASH yang mulai Selasa (17/7) resmi menjadi platform pembayaran agnostik. Artinya aplikasi ini bisa digunakan oleh semua orang, tak cuma untuk pengguna Telkomsel.
Sejatinya, sejak Juni lalu pengguna operator lain sudah bisa mendownload TCASH. "Karena belum resmi, yang download baru 200.000an," ujar Chief Executive Officer (CEO) TCASH Danu Wicaksono. Saat ini jumlah pengguna TCASH berjumlah 20 juta dengan pengguna aktif bulanan mencapai empat juta. Danu menargetkan meraih 40 juta pengguna sampai akhir tahun 2018. Dengan pembukaan akses untuk operator lain, Danu mengatakan menambahkan target sekitar 8 juta pengguna. "Target awal pada tahun 2018 sebelum ada agnostik adalah 40 juta, ditambah 20% setelah adanya agnostik. Jadi sekitar 8 juta dari operator lain," kata Danu.
Menurut Danu, kompetitor TCASH bukan sesama uang elektronik, melainkan uang tunai. Karena 8 dari 10 transaksi setiap hari masih menggunakan uang tunai. Agar pengguna semakin banyak, TCASH berupaya memperbanyak jumlah merchant. Saat ini TCASH telah memiliki 50.000 mitra pedagang, 10.000 di antaranya mitra pedagang lokal. Tahun ini TCASH berencana membuka jaringan mitra pedagang menjadi 100.000.
Pembayaran yang bisa melalui TCASH adalah tagihan (PDAM, BPJS, listrik, internet) dan transportasi (tiket kereta bandara Railink di Soekarno-Hatta Cengkareng, Kualanamu Medan, BRT Semarang, dan taksi Bluebird), pembelian asuransi mikro Sun Life dan transaksi bahan bakar minyak (BBM) di lebih dari 60 SPBU Pertamina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News