Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Citibank Indonesia menutup tahun tahun 2013 dengan senyum. Kinerja bank asal Amerika Serikat (AS) ini terus menunjukkan perbaikan.
Bayang-bayang kasus pembobolan dana Citigold oleh Inong Malinda Dee pada tahun 2011 sirna. Berdasarkan data unaudited Bank Indonesia (BI), Citibank Indonesia membukukan laba bersih Rp 1,99 triliun, naik tipis 6,78%.
Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2012, rapor Citibank stagnan. Citibank membukukan laba Rp 1,87 triliun per akhir Desember 2012, stagnan dari posisi akhir Desember 2011 Rp 1,77 triliun.
Sepanjang tahun 2013, penopang laba Citibank adalah pendapatan bunga bersih sebesar Rp 2,86 triliun. Sumbernya adalah pertumbuhan kredit sebesar 23% menjadi Rp 38,19 triliun per Desember 2013.
Sementara, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh hanya 2% menjadi Rp 43,23 triliun dari sebelumnya Rp 42,02 triliun.Tigor M . Siahaan, Citi Country Officer Indonesia Citibank N.A, optimistis bisa terus tumbuh tinggi pada tahun 2014.
Tahun ini, Citibank membidik pertumbuhan kredit sebesar 15%-17% atau mencapai Rp 43,92 triliun - Rp 44,68 triliun. DPK ditargetkan tumbuh 15% atau mencapai Rp 49,72 triliun. Strateginya adalah menggenjot sektor kredit korporasi semisal consumer goods, dan telekomunikasi. Citibank juga masih mengandalkan bisnis kartu kredit dan kredit tanpa agunan (KTA).
Kendati optimistis, Tigor mengakui ada sejumlah tantangan. Misalnya, hajatan pemilihan umum (pemilu), gejolak ekonomi global, dan fluktuasi nilai tukar rupiah. "Masih ada ruang untuk kredit tumbuh, tapi tetap hati-hati," tandas Tigor, Selasa (11/3). Di segmen bisnis kartu kredit, Tigor yakin, tahun ini Citibank mampu membukukan pertumbuhan sebesar 20%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News