Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW) mencatatkan kerugian bersih senilai Rp 1,57 triliun hingga Desember 2021. Nilai ini membengkak dibandingkan 2020 yang hanya rugi bersih sebesar Rp 422,1 miliar.
"Kerugian setelah pajak ini disebabkan terutama oleh penambahan provisi yang lebih tinggi," mengutip Publikasi Materi Public Expose Bank QNB di Bursa Efek Indonesia pada Senin (7/3).
Terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bruto turun dari 4,7% menjadi 0,1% Sedangkan NPL neto turun dari 1,2% menjadi 0,1%.
Penyaluran kredit ikut terkoreksi 16,25% year on year (yoy) dari Rp 11,26 triliun di 2020 menjadi Rp 9,43 triliun di 2021. Ini menyebabkan total aset bank turun 3,23% yoy dari Rp 18,29 triliun menjadi Rp 17,70 triliun pada tahun lalu.
Baca Juga: Ini Alasan Bank QNB dan Citibank Ajukan Kasasi Atas Homologasi PKPU Sritex
Bank QNB menyebut penurunan total aset ini dikarenakan situasi pasar yang menahan laju penyaluran kredit.
"Walaupun aktivitas dan permintaan kredit lebih rencah, Bank berhasil mengoptimalkan neraca dengan mengurangi dana mahal dan menyesuaikan dengan penurunan kredit," tulis Bank QNB.
Adapun total deposito naik tipis 0,42% yoy dari Rp 11,96 triliun menjadi Rp 12,01 triliun. Ini membuat total pendapatan naik 44,41% yoy dari Rp 384,6 miliar menjadi Rp 555,4 miliar. Kenaikan deposito yang tipis ini lantaran bank berupaya mengurangi biaya dana atau cost of fund.
Namun rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) bank naik dari 24,5% menjadi 29,9%. Ini disebabkan adanya setoran modal sebesar Rp 1,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News