Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Taspen (Persero) berniat membentuk unit aset manajemen untuk pembiakkan dana kelolaannya. Selama ini, perusahaan asuransi pelat merah yang khusus melayani aparatur negara itu cuma mengandalkan divisi investasi untuk mengelola dana investasinya yang menyentuh Rp 119,92 triliun sampai kuartal ketiga tahun ini.
Iqbal Latanro, Direktur Utama Taspen mengatakan, jika tidak ada aral melintang, pembentukan unit aset manajemen ini akan dimulai tahun depan. Kajiannya sendiri telah dilakukan. “Kami belum akan membuat perusahaan manajer investasi. Namun, tidak tertutup kemungkinan jika sudah besar menjadi PT sendiri. Sekarang yang kami kejar unit usaha aset manajemen,” ujarnya, akhir pekan lalu.
Menurut dia, kepentingan Taspen membentuk unit aset manajemen ini untuk lebih kencang memacu pengembangan dana kelolaan peserta program pensiun dan tunjangan hari tua. Selama ini, unit investasi hanya berperan untuk hal-hal yang bersifat administratif. “Dengan unit sendiri, Taspen bisa menentukan kebijakan investasinya langsung,” terang Iqbal.
Selain untuk membiakkan dana lebih cepat, Iman Firmansyah, Direktur Taspen bilang, pihaknya akan lebih tanggap mengawasi pengelolaan dana dan pergeseran portfolio investasi apabila satu instrumen sedang loyo dan instrumen lainnya menjanjikan.
“Seperti sekarang saat bunga deposito terpaksa turun, kami beruntung dana kami dikunci selama dua tahun. Sehingga, imbal hasilnya tetap seperti yang dijanjikan. Tetapi, setelah dua tahun, kemana mau beralih? Dengan aset manajemen kan lebih mudah menentukan kebijakan investasinya,” terang Iman.
Sampai kuartal ketiga tahun ini, dana investasi taspen tercatat tumbuh 22,70% atau menjadi Rp 119,92 triliun. Sebanyak Rp 80,76 triliun ditempatkan di keranjang obligasi, sukuk dan KIK EBA, dan Rp 34 triliun ditaruh di deposito dan sisanya Rp 4,58 triliun diparkir di saham dan lain-lain.
Adapun, hasil investasinya meningkat 35,05%, yaitu dari Rp 6,19 triliun pada kuartal ketiga tahun lalu menjadi sebesar Rp 8,35 triliun. Yield on Investment untuk masing-masing program Taspen, yaitu 6,8% untuk program pensiun dan 8,6% untuk program tunjangan hari tua.
“Sampai akhir tahun nanti, kami mengincar YoI sebesar 8,2% untuk program pensiun dan 10,4% untuk program tunjangan hari tua. Diperkirakan, hasil investasinya mencapai Rp 10 triliun – Rp 11 triliun lah,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News