Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Taspen mengklaim, kinerja investasi hingga paro pertama tahun ini masih sesuai target meski kondisi pasar modal sedang bergejolak. Hasil investasi perusahaan dana pensiun pelat merah mencapai Rp 6 triliun selama JanuariāJuni 2015 lalu. Hingga tutup tahun 2015, Taspen mematok target hasil investasi sebanyak Rp 12 triliun atau tumbuh 7% ketimbang tahun 2014 yang sebesar Rp 11,2 triliun.
"Sudah sekitar 50% dari rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun ini," kata Direktur Investasi Taspen Iman Firmansyah kemarin (24/7).
Peningkatan hasil investasi ini sejalan dengan dana investasi Taspen yang juga terus menggemuk. Menurut Iman, dana investasi perusahaannya mencapai Rp 133 triliun pada semester pertama 2015. Sedangkan per akhir 2014, dana investasi Taspen ada di angka Rp 124,2 triliun. Sehingga, dalam enam bulan, dana investasi Taspen tumbuh 7%.
Agar hasil investasi sesuai target, Taspen mengubah portofolio penempatan dana. Iman bilang, Taspen mengalihkan dana yang awalnya berada di keranjang saham. Tujuannya tak lain untuk menghindari hasil investasi yang bisa ikutan jeblok. Semula, porsi investasi Taspen di instrumen saham mencapai 18% hingga 20% dari total dana.
Tapi, sedikit demi sedikit porsi tersebut terus dikikis. "Sekarang yang di saham tinggal 5%," ujar Iman. Sebagai gantinya, Iman menyatakan, dana investasi yang tadinya berupa saham dialihkan terutama ke deposito berjangka. Meski bunga deposito tak bisa dibilang besar, imbal hasilnya masih lebih baik dibanding kinerja pasar saham dan lebih aman.
Penempatan dana terbesar masih berada di surat utang, baik pemerintah maupun korporasi. Porsi dana di Surat Utang Negara (SUN) dan obligasi ini mencapai 60% sampai 70%. Komposisi dana investasi ini bisa kembali berubah di semester kedua. "Tergantung pasarnya, apakah akan membaik atau tidak," kata Iman.
Di sisi lain, Taspen pun berharap bisa menambah porsi penyertaan langsung yang saat ini baru 1% menjadi 5%. Iman menuturkan, perusahaannya belum bisa banyak masuk ke penempatan langsung di sektor infrastruktur. Sebab, belum banyak proyek infrastruktur dari mitra mereka.
"Saat ini masih terkendala feasibility study dari proyek-proyek itu," ujar Iman. Taspen berniat bekerjasama dengan badan usaha milik negara (BUMN) karya, seperti Wijaya Karya dan Brantas Abipraya. Taspen memperkirakan bisa berpartisipasi dalam tiga proyek tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News