Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. PT Taspen (Persero) harus bekerja keras pada paruh kedua tahun ini untuk mengejar target laba tahun 2014. Pasalnya, per semester I-2014, Taspen baru mengantongi laba 44,87% dari target tersebut.
Perusahaan asuransi sosial pelat merah ini mengincar target laba sepanjang 2014 sebesar Rp 3,9 triliun. Nilai tersebut 200% lebih tinggi dari pencapaian tahun lalu yang hanya sekitar Rp 1,3 triliun.
Selama periode Januari hingga Juni tahun ini, Taspen sudah mengumpulkan laba hingga Rp 1,75 triliun. Dus, dalam enam bulan terakhir ini, Taspen harus mencetak laba sebesar Rp 2,15 triliun untuk memenuhi target.
Walaupun belum separuh dari target tahun ini, manajemen Taspen percaya diri dapat merealisasikannya. "Strateginya mencari instrumen investasi yang lebih baik lagi untuk penghasilan investasi," ujar Iqbal Latanro, Direktur Utama Taspen.
Taspen memarkir sebagian besar dana investasinya di instrumen obligasi, sukuk dan KIK-EBA. Porsinya mencapai 71,68%. Lalu, sekitar 23,56% ditempatkan di keranjang deposito. Sisanya sebesar 4,77% diinvestasikan dalam bentuk saham dan lain-lain. "Deposito masih akan dipertahankan karena bunganya saat ini cukup baik," jelas Iqbal.
Per 30 Juni lalu, total dana investasi Taspen mencapai Rp 114,16 triliun atau tumbuh 15,68% dari periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, pertumbuhan hasil investasinya lebih tinggi, yakni naik 23,31% menjadi Rp 5,20 triliun di sepanjang enam bulan pertama tahun ini.
Amunisi lain yang akan digunakan manajemen Taspen untuk mendongkrak laba tahun ini adalah menaikkan premi atau iuran peserta dan menambahkan manfaat sebagai gantinya. Taspen berencana mengerek harga premi 0,2% untuk manfaat kecelakaan diri dan 0,3% untuk manfaat kematian. "Usulan menaikkan premi menunggu persetujuan dari Kementrian Keuangan," imbuh Iqbal.
Sekadar informasi, Taspen menjalankan dua program yakni Tunjangan Hari Tua (THT) dan pensiun yang masing-masing memiliki premi sebesar 3,25% dan 4,75% dari gaji pokok peserta. Taspen optimistis bisa mencapai target karena perubahan usia harapan hidup dan usia pensiun. "Berdampak terhadap peserta dari seharusnya 179.000 orang menjadi 77.000 orang," tandas Iqbal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News