Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penghimpunan dana murah bank-bank besar dan menengah meningkat cukup signifikan sepanjang 2021. Hal tersebut jadi salah satu pendorong penurunan biaya dana tahun lalu.
Meskipun tingkat konsumsi masyarakat bakal meningkat tahun ini yang membuat dana yang mengendap di tabungan bakal berkurang, perbankan akan tetap fokus untuk bisa meningkatkan rasio dana murah sebagai strategi efisiensi biaya dana.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) salah satu yang mencatat peningkatan tinggi dana murah di tahun 2021. Total Current Account Saving Account (CASA) atau tabungan dan giro bank ini mencapai Rp 714 triliun atau tumbuh 11,2% dari tahun sebelumnya (year on year/yoy). Ini membuat rasio CASA bank ini naik mencapai 63,3% dari 59,6% pada 2020.
Sunarso, Direktur Utama BRI mengatakan, fokus BRI dalam mengakselerasi penghimpunan dana mura meningkat tajam.
"Dalam jangka panjang, sulit bagi BRI untuk menembus rasio CASA 60%. Namun, tahun lalu sudah mencapai 63,3% dan kami berhasil memperbaiki struktur pendanaan," katanya dalam paparan kinerja, Kamis (3/2).
Baca Juga: Laba BBRI 2021 Melonjak 75 Persen, Investor Berharap Dividen Jumbo
Sementara Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan BRI menambahkan, perseroan akan mendorong peningkatan CASA sejalan dengan upaya untuk menurunkan biaya dana.
Dia bilang, BRI bakal berkomitmen meningkatkan rasio dana murah di kisaran 65% tahun ini.
Akselerasi peningkatan pertumbuhan CASA akan dilakukan dengan berbagai strategi. Pertama, mendorong transaksi berbasis CAS sebagai sumber dana di platform ekosistem digital.
Lalu, meningkatkan penerimaan transaksi CASA pada ekosistem merchant, mengoptimalkan BritAma FSTVL dan Panen Hadiah Simpedes dan menjadi mitra strategis utama pemerintah dalam penyaluran bantuan sosial non tunai.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga akan semakin fokus memperbaiki dana murah tahun ini agar biaya dana bisa ditekan sehingga bunga kredit yang ditawarkan lebih bersaing dengan kompetitor.
Jasmin, Direktur Distribusi dan Pendanaan Ritel BTN mengatakan, tahun lalu rasio CASA perseroan masih di kisaran 40%. Tahun ini, BTN akan fokus mengakselesi pertumbuhannya sehingga rasionya bisa mencapai 50%.
"Selama ini, tidak mudah memang bagi BTN mendorong CASA ini karena kami lebih fokus melayani kredit subsidi. Sementara pendanaan tidak bisa mengandalkan dari segmen subsidi ini karena nasabah dana tabungan nasabah di segmen ini sebagai besar sudah habis untuk membayar angsuran," kata Jasmin.
Oleh karena itu, BTN tahun ini fokus melakukan transformasi agar rasio CASA terus meningkat.
Pertama, melakukan transformasi kantor cabang dimana karyawan mulai difokuskan untuk menjalankan fungsi sales, terutama produk dana. Kedua, perseroan akan mendorong penyaluran KPR berbasis payroll.
Ketiga, mendorong penyaluran kredit UMKM. Segmen ini banyak mendapat dukungan dari pemerintah. Perseroan akan memberikan dukungan lewat kredit sehingga pada akhirnya transaksi mereka akan dilakukan lewat tabungan di BTN.
"Kami juga terus meningkakan kenyamana bertransaksi dengan merilis layanan onboarding, menghadirkan new mobile banking dengan fitur yang lebih lengkap dan juga meningkatkan layanan cash management," ujar Jasmin.
Sejumlah bank besar lainnya juga mencatatkan pertumbuhan CASA cukup tinggi. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat dana murah pada 2021 sebear Rp 767 triliun atau naik 19,1% yoy. Sehingga rasio CASA bank ini mencapai 78,6%, naik dari 76,6% pada tahun 2020.
Baca Juga: BTN Catatkan Pertumbuhan Penyaluran FLLP 473% di Januari
Pertumbuhan CASA yang solid ini menjadi salah satu penopang pertumbuhan laba bersih perseroan cukup bagus tahun lalu yakni meningkat 15,8% yoy ke Rp 31,4 triliun.
“Pendanaan CASA yang solid itu didukung kepercayaan nasabah terhada BCA dan kemudahan serta keandalan bertransaksi. Dalam pengembangan platform transaksi perbankan, BCA memperkuat ekspansi ekosistem digital melalui kolaborasi dengan mitra strategis serta melakukan berbagai inovasi layanan digital,” jelas Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) membukukan pertumbuhan CASA 17,1% yoy jadi Rp 506 triliun. Sehingga rasionya terhadap total DPK meningkat dari 68,5% tahun 2020 menjadi 69,4%.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, pertumbuhan dana murah ini mendorong perbaikan Cost of Fund dari 2,6% menjadi 1,6% tahun 2021.
Adapun CASA Bank Mandiri meningkat 19,8% yoy yang turut berkontribusi menjaga Cost of Fund (CoF) di angka 1,71%. Sehingga rasio CASA naik 407 basis poin (bps) ke level 69,7%. Dana tabungan bank ini meningkat 12,8% yoy menjadi Rp 487 triliun, sedangkan giro meningkat 29,2% yoy jadi Rp 413 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News