kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tempatkan dana di deposito dan reksadana, hasil investasi Generali Indonesia terkerek


Selasa, 18 Desember 2018 / 18:50 WIB
Tempatkan dana di deposito dan reksadana, hasil investasi Generali Indonesia terkerek
ILUSTRASI. Kantor Asuransi Generali


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Unit usaha syariah PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia mencatatkan pertumbuhan hasil investasi sebesar 189% menjadi Rp 2,4 miliar pada September 2018. Perusahaan yang baru masuk ke ranah syariah pada awal 2018 ini, sebelumnya hanya memperoleh hasil investasi sebesar Rp 831 juta per Maret 2018.

Besaran nilai yang diinvestasikan unit usaha syariah PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia per September 2018 adalah Rp 55 miliar dengan rincian 94,5% di deposito dan sisanya di reksadana syariah. 

Jumlah ini naik jika dibandingkan dengan nilai investasi perusahaan ini pada kuartal I-2018. Per Maret 2018, unit usaha syariah PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia menginvestasikan sebesar Rp 50,1 miliar dengan porsi 97,8% pada deposito dan sisanya pada reksa dana syariah.

Kenaikan hasil investasi unit usaha syariah PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia ini, berbanding terbalik dengan hasil investasi asuransi jiwa secara keseluruhan. 

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada penurunan hasil investasi asuransi jiwa syariah, dari Rp 1,53 triliun pada September 2017 menjadi defisit Rp 631 miliar pada September 2018. Padahal, nilai investasi asuransi jiwa syariah meningkat sebesar 10% secara year on year, dari Rp 28,76 triliun pada September 2017 menjadi Rp 31,71 triliun pada September 2018.

Pencapaian unit usaha syariah PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia ini lantaran porsi investasinya yang ditempatkan pada deposito dan reksadana syariah. 

Sebelumnya, Pengamat Kebijakan Perasuransian dan Jaminan Sosial Irvan Rahardjo mengatakan, investasi asuransi jiwa syariah paling banyak digelontorkan ke portofolio saham syariah. “Pasar modal yang tengah bergejolak berdampak pada adanya defisit investasi asuransi jiwa syariah ini,” kata Irvan Kamis (13/12).

Memang, data OJK menunjukkan, per September 2018, persentase investasi ke saham syariah mencapai 46%, diikuti oleh reksadana syariah 18%, deposito 16%, dan sukuk 5%. Oleh karena itu, ia menyarankan asuransi syariah untuk memindahkan sebagian investasinya ke instrumen deposito, sukuk, dan reksadana pendapatan tetap.

Alasannya, bank sentral Amerika Serikat, The Fed, diprediksi masih akan menaikkan suku bunganya tahun depan. “Deposito akan lebih baik seiring dengan kenaikan bunga acuan Bank Indonesia yang dipicu kenaikan suku bunga The Fed,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×