Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Hubungan antara perusahaan asuransi dan bank kain lengket saja. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jalur tenaga pemasar dari bancassurance.
Industri asuransi terbilang masif menambah jumlah agennya. Bahkan, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) gencar mengkampanyekan program 10 juta agen. Meski giat menambah jumlah agen, namun pertumbuhan saluran pemasaran dari tenaga pemasar bancassurance justru mengalahkan kontribusi dari agen bersertifikat.
Sebagai gambaran, tahun lalu, tenaga pemasar bancassurance mencapai 23.643 orang atau tumbuh 251,9% jika dibandingkan tahun 2014. Memang, jika dibandingkan dengan agen tenaga agen bersertifikat, jumlah tersebut masih kalah jauh.
Tahun lalu, jumlah agen bersertifikat mencapai 512.657 orang. Hanya saja, pertumbuhan jumlah agen pada tahun 2015 hanya sebesar 23,7% jika dibandingkan dengan tahun 2014.
Hendrisman Rahim, Direktur Asuransi Jiwasraya mengatakan, faktor yang mendorong pertumbuhan jumlah bancassurance adalah karena aktifitas masyarakat lebih banyak dilakukan di bank. Bagi masyarakat yang secara pendidikan teredukasi akan produk keuangan, mereka akan memilih untuk membeli asuransi lewat bank.
"Nasabah bank akan lebih percaya bahwa asuransi yang dibelinya sesuai dengan kebutuhannya. Produk asuransi yang dijual bank ditawarkan kepada nasabah yang profilnya dapat diketahui," terang Hendrisman pada akhir pekan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News