kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.800   -4,00   -0,03%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Tenang, bankir pastikan bunga kredit konsumer turun lagi pada tahun ini


Rabu, 03 Februari 2021 / 17:57 WIB
Tenang, bankir pastikan bunga kredit konsumer turun lagi pada tahun ini
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di kantor cabang?BNI?di Bintaro, Tangerang Selatan, Senin (11/1)../pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/11/01/2021


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak Maret 2020 membuat tren penyaluran kredit perbankan kian surut. Di sisi lain, kondisi itu juga membuat likuiditas perbankan melimpah.

Walhasil, sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia, perbankan secara industri pun telah menurunkan tingkat bunga kredit cukup besar di tahun lalu. 

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak Desember 2020 suku bunga kredit (SBK) modal kerja telah turun 88 basis poin (bps). Kemudian terbesar, SBK investasi turun 102 bps menjadi 9,21%. Nah, SBK konsumsi tercatat baru turun 65 bps menjadi 10,97%. 

Baca Juga: Prudential gandeng Standard Chartered meluncurkan produk PRULife Harvest Plan

Penurunan bunga kredit konsumer ini memang diakui bankir turun paling sedikit. Mengingat, kredit konsumsi atau ritel memang punya risiko yang lebih tinggi dibandingkan jenis kredit lain. 

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya menjelaskan sejak awal tahun 2020, segmen konsumer perseroan sudah mengalami penyesuaian suku bunga kredit. Direktur Keuangan Bank BNI Novita W. Aggraeni menyebut hal itu tercermin dari penurunan suku bunga dasar kredit (SBDK) sekitar 170 bps sejak awal 2020. 

Penurunan yang cukup besar itu menurutnya berkaitan dengan likuiditas perbankan yang melimpah, dan membuat tekanan terhadap beban bunga relatif berkurang tahun lalu.

"Upaya penyesuaian suku bunga kredit, telah kami lakukan sebagai bagian dari upaya untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19," kata Novita kepada Kontan.co.id, Rabu (3/2).

Meskipun demikian, upaya penyaluran kredit di tengah pandemi, memberikan tantangan tersendiri karena masih rendahnya permintaan kredit. Sebagai gambaran, kredit konsumer BNI tahun lalu masih tumbuh 4,7% secara year on year (yoy).

Baca Juga: CEO Bank Mandiri (BMRI): Peluang investasi terbuka dengan stimulus fiskal & moneter

Hal itu didukung oleh payroll loan yang naik sebesar 14,3%. "Ke depan, BNI akan terus memantau perkembangan di pasar termasuk kondisi likuiditas, untuk menentukan suku bunga yang tepat dan kompetitif," imbuhnya. 

Senada, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI)  yang mengatakan secara rata-rata penurunan bunga kredit konsumer BRI secara setahun terakhir sudah sebanyak 75 bps. "Itu artinya penurunannya lebih tinggi dibandingkan industri," terang Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto.

Lanjut Aestika, dari sisi produknya, penurunan bunga paling tinggi terjadi pada BRIguna yang merupakan produk berbasis gaji (payroll loan). Sayangnya, perseroan tidak bisa merinci tingkat bunga BRIguna saat ini. 

Namun, kabar baiknya Aestika mengatakan sejalan dengan berlanjutnya transmisi penurunan suku bunga kredit. Hampir bisa dipastikan bunga kredit konsumer punya ruang yang lebih besar untuk turun di tahun ini.

"Melihat tren penurunan suku bunga acuan, ke depan kami proyeksikan masih akan terdapat ruang untuk dilakukan penurunan suku bunga kredit konsumer," imbuhnya. 

Baca Juga: Ini sektor kredit yang berpotensi tumbuh di tahun 2021 menurut Bank Mandiri

Setali tiga uang, Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan malah membeberkan kalau kredit konsumer di CIMB Niaga telah turun 100 bps tahun lalu. Dengan produk kredit pemilikan rumah (KPR) turun paling banyak. 

Selain menurunkan bunga kredit secara rata-rata, pihaknya juga mengeluarkan sederet program bunga. Semisal, pada produk KPR, CIMB Niaga telah mengeluarkan promo bunga 3,66% tetap di tahun pertama. Kemudian menjadi 5,88% untuk tahun kedua dan ketiga lewat kerjasama dengan beberapa pengembang properti. 

Ke depan, ruang penurunan bunga konsumer tentu saja masih terbuka. Hanya saja, menurut Lani hal tersebut sangat bergantung pada pergerakan biaya dana dan bunga acuan BI. "Selanjutnya penurunan bunga akan tergantung dari cost of fund (CoF) dan pergerakan BI7DRR," ujarnya. 

Selanjutnya: Bersama Askrindo Syariah, Askrindo beri penjaminan KMK PEN Rp 9,7 triliun pada 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×