Reporter: Annisa Fadila | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (Apparindo) sebelumnya optimis tahun ini bisnis pialang asuransi dapat tumbuh 17%. Namun, sejak adanya pandemi covid-19 target tersebut akan direvisi karena berimbas pada bisnis Apparindo.
Ketua Umum Apparindo Mohammad Jusuf Ali mengatakan, wabah corona menyebabkan bisnisnya ikut terkendala, terlebih adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berimbas pada perusahaan pialang maupun asuransinya.
Baca Juga: Bisnis tertekan corona, AAUI sebut belum membutuhkan keringanan iuran OJK
“Apparindo sedang mengumpulkan informasi dari anggota mengenai dampak pandemi kepada perusahaan. Namun, yang perlu diketahui Apparindo pasti akan melakukan revisi yang mengakibatkan target pertumbuhan tidak dapat terpenuhi,” katanya kepada Kontan Senin, (11/5).
Ali menambahkan, sebelumnya pada Kuartal I pola keperantaraan di dominasi oleh bisnis properti serta kendaraan bermotor. Namun, di tengah situasi saat ini pihaknya belum dapat memastikan kategori mana saja yang mendominasi keperantaraan tersebut.
“Untuk saat ini, kami belum dapat memastikan apa saja yang akan menopang keperantaraan, hal itu tergantung dengan situasi. Jika PSBB telah dibuka dan perekonomian dapat kembali bangkit, ada kemungkinan properti dan kendaraan bermotor masih mendominasi,” tambahnya.
Melihat hal tersebut, Asuransiku.id selaku layanan pialang asuransi digital ABB Insurance Broker turut berkomentar. Sebelumnya, Asuransiku menargetkan tahun ini pendapatan premi tumbuh Rp 65 miliar. Namun, target tersebut akan di revisi karena wabah corona yang turut mempengaruhi bisnisinya, terlebih banyaknya PHK.
Baca Juga: Meski bisnis tertekan, industri multifinance tak minta keringanan iuran OJK
Chief Excecutufe Officer (CEO) Asuransiku Herdi Santoso mengatakan, sejak adanya corona teknis pelayanan hampir tidak ada dilakukan. Menurutnya, yang menjadi masalah besar ialah dampak ekonomi terhadap penjualan.
Hedi bilang, tahun lalu pencapaian premi berkisar Rp 41 miliar, sehingga pihaknya optimis di tahun 2020 dapat mencapai Rp 65 miliar. "Tentu sejak adanya pandemi, Asuransiku harus mengubah targetnya, sebab target Rp 65 miliar tersebut tidak dapat tercapai karena keadaan yang masih belum stabil," ujar Herdi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News