Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa analis memproyeksi risiko kredit impor bisa mengalami kenaikan. Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya fluktuasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Selain itu juga didorong oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Fauzi Ichsan Kepala Eksekutif LPS bilang terkait risiko kredit impor tergantung dari strategi masing-masing debitur. "Perusahaan banyak mengimpor bahan baku sementara revenue-nya beda," kata kata Fauzi, Rabu (6/6).
Faktor lain yang mempengaruhi risiko kredit impor adalah terkait indikator besar tidaknya debitur, rasio utang, dan kinerja. Jadi jika laporan keuangan perusahaan bagus, otomatis kredit spread yang dikenakan bank kepada debitur tersebut juga relatif stabil.
Sebagai gambaran kredit impor industri perbankan sampai Maret 2018 sebesar Rp 61,4 triliun atau naik 35% secara tahunan atau year on year (yoy). Dari penyaluran kredit ini, NPL kredit impor pada kuartal I-2018 meningkat 59 bps menjadi 2,25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News