kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terpukul wabah corona, pembiayaan PNM turun 23,35% per Mei 2020


Selasa, 30 Juni 2020 / 18:58 WIB
Terpukul wabah corona, pembiayaan PNM turun 23,35% per Mei 2020
ILUSTRASI. Permodalan Nasional Madani (PNM) mencatatkan penurunan permintaan pinjaman hingga lima bulan pertama tahun ini.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona memukul seluruh sektor tanpa pandang bulu termasuk sektor keuangan. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) misalnya mencatatkan penurunan permintaan pinjaman hingga lima bulan pertama tahun ini.

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menyatakan, realisasi pembiayaan PNM hingga Mei 2020 senilai Rp 6,71 triliun. Nilai itu turun 23,35% year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2019 senilai Rp 8,76 triliun.

“Rinciannya, pembiayaan Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) turun 13,5% yoy menjadi Rp 6,14 triliun. Sedangkan pembaiyaan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) turun 65,55% yoy menjadi Rp 517 miliar,” ujar Arief kepada Kontan.co.id pada Selasa (30/6).

Meskipun pembiayaan mengalami penurunan, outstanding masih tumbuh hingga Mei 2020 sebesar 14,88% yoy menjadi Rp 16,78 triliun. Rinciannya outstanding Mekaar tumbuh 27,94% yoy menjadi Rp 10,41 triliun. Sedangkan outstanding ULaMM turun 1,57% yoy menjadi Rp 6,36 triliun per Mei 2020.

Baca Juga: Terdampak wabah corona, separuh nasabah PNM jalani restrukturisasi pembiayaan

Kendati demikian, kualitas pembiayaan PNM masih terjaga. Tercermin rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) di level 1,67% pada Mei 2020. NPF ini membaik dibandingkan Mei 2019 pada level 1,71%.

Hal ini tidak terlepas dari upaya PNM melakukan restrukturisasi pembiayaan bagi nasabah terdampak Covid-19. “Sampai dengan 31 Mei 2020, jumlah baki debet yang telah mendapatkan program restruksturisasi sebanyak 49% atau Rp 8,21 triliun dari total baki debet senilai Rp 16,83 triliun. Rinciannya yang telah direstrukturisasi yakni Mekaar Rp 6,46 triliun dan ULaMM sebanyak Rp 1,74 triliun,” tambah Arief.

Ia menyatakan, terdapat 57% nasabah telah mendapatkan persetujuan restrukturisasi atau sebanyak 3,59 juta nasabah dari total nasabah sebanyak 6,3 juta orang. Rinciannya sebanyak 3,57 juta nasabah Mekaar dan 14.125 nasabah ULaMM.

Bila wabah Covid-19 terus berlanjut, Arief mengungkapkan, potensial rugi PM bisa mencapai Rp 447 miliar. Namun bila mendapatkan suntikan berupa penyertaan modal negara seniali Rp 1,5 triliun maka rugi bisa ditekan menjadi Rp 182 M hingga akhir tahun.

“Kerugian itu jika PNM tetap menyalurkan pembiayaan baru untuk PNM Mekaar dan menjaga jumlah nasabah aktif, serta dengan kondisi kemampuan bayar nasabah hanya 50% dan 65%,” tambah Arief.

Baca Juga: Gara-gara wabah corona, PNM bisa merugi tahun ini




TERBARU

[X]
×