kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gara-gara wabah corona, PNM bisa merugi tahun ini


Jumat, 26 Juni 2020 / 19:54 WIB
Gara-gara wabah corona, PNM bisa merugi tahun ini
ILUSTRASI. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terancam merugi sepanjang 2020 akibat efek wabah corona.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM terancam merugi sepanjang 2020 akibat wabah corona.

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi memperkirakan PNM  bisa merugi hingga Rp 447 miliar pada tahun 2020. Bahkan ia menyebut pada skenario terburuk, PNM bisa merugi hingga Rp 1,37 triliun.

Perkiraan rugi itu berdasarkan skenario dampak pandemi Covid-19 terhadap likuiditas dan profitabilitas perusahaan. PNM membuat tiga skenario kemampuan bayar nasabah yakni optimistis sebanyak 65% nasabah mampu bayar, moderat sebanyak 50% mampu bayar dan pesimistis hanya 30% mampu bayar.

“Likuiditas pada skenario optimis, posisi kas PNM sudah negatif pada November 2020. Sedangkan pada skenario pesimistis kas perusahaan sudah negatif pada September 2020. Profitabilitas pada skenario optimis, rugi perusahaan mencapai Rp 447 miliar pada tahun 2020. Sementara pada skenario pesimistis rugi PNM mencapai Rp 1,37 triliun,” jelas Arief pada Rabu (26/6).

Baca Juga: PNM sudah restrukturisasi Rp 8,21 triliun pembiayaan mikro

Oleh sebab itu, PNM membutuhkan suntikan modal dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun. Dengan modal baru itu, maka target jumlah nasabah PNM Mekaar dapat tumbuh sesuai permintaan pemegang saham dan pemerintah menjadi 8,5 juta nasabah pada tahun 2021 dan 10 juta nazabah pada tahun 2023.

“Apabila tidak mendapatkan PMN, kemampuan leverage pendanaan PNM terbatas dan hanya dapat tumbuh 6,5 juta nasabah pada tahun 2021 dan 7 juta nasabah pada tahun 2023. Demikian pula dengan jumlah nasabah naik kelas, apabila tidak ada penambahan PMN tidak dapat tumbuh sesuai permintaan pemegang saham dan pemerintah,” tutur Arief.

Dengan modal baru itu, PNM bisa menekan kerugian di sepanjang 2020 hanya rugi Rp 182 miliar. Bahkan modal ini akan memberikan dampak jangka panjang dimana PNM akan bisa kembali membukukan laba bersih senilai Rp 837 miliar di tahun 2024.

“Apabila tidak mendapatkan PMN, total aset PNM tumbuh menjadi Rp 38,8 triliun pada tahun 2024. Sedangkan dengan penambahan PMN, total aset menjadi Rp 52,3 triliun,” kata Arief.

Tekanan pandemi sudah menyebabkan sebanyak 57% nasabah mendapatkan persetujuan restrukturisasi atau sebanyak 3,59 juta nasabah dari total nasabah sebanyak 6,3 juta orang. Rinciannya sebanyak 3,57 juta nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dan 14.125 program Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM).

“Sampai dengan 31 Mei 2020, jumlah baki debet yang telah mendapatkan program restruksturisasi sebanyak 49% atau 8,21 triliun dari total baki debet senilai Rp 16,83 triliun. Rinciannya yang telah direstrukturisasi yakni Mekaar Rp 6,46 triliun dan ULaMM sebanyak Rp 1,74 triliun,” ungkap Arief.

Arief menyebut sejak pandemi Covid-19 mulai berdampak pada kegiatan ekonomi nasional tepatnya pada 16 Maret 2020, PNM telah mengeluarkan kebijakan penundaan pembayaran angsuran. Utamanya bagi seluruh nasabah Mekaar yang berjumlah lebih dari 6,4 juta.

PNM melakukan koordinasi di lapangan untuk memetakan nasabah yang kesulitan dalam memenuhi kewajiban pembayaran angsuran. Setelah itu, PNM mengambil kebijakan restrukturisasi lanjutan.

Pertama, penundaan angsuran kepada nasabah PNM Mekaar terdampak, yang lama penundaan disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan nasabah. Kedua, pemberian keringanan angsuran untuk 12 bulan pertama kepada nasabah PNM ULaMM, yang besarnya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan nasabah,” imbuh Arief.

Baca Juga: Rasio utang membengkak, PNM minta suntikan modal Rp 1,5 triliun ke negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×