Reporter: Roy Franedya | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana Bank Indonesia (BI) menyelaraskan atau menyatukan tiga jaringan nasional automated teller machine atawa Anjungan Tunai Mandiri (ATM) masih belum jelas. Pasalnya, perusahaan operator ATM di Indonesia mengaku belum mengetahui mengenai bentuk dari rencana BI tersebut.
Saat ini ada beberapa perusahaan operator ATM di Indonesia. Yakni PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa), PT Rintis Sejahtera (Prima), dan PT Daya Network Lestari (ALTO). Kendati begitu, para operator ATM tersebut menyatakan siap menjalankan rencana BI.
Direktur Utama Artajasa Arya Damar mengungkapkan, pihaknya siap untuk menjalankan program tersebut karena tujuannya memberikan pelayanan terbaik untuk nasabah. "Kalau untuk tujuan baik tentu kami akan dukung," ujarnya.
Namun, lanjut Arya, hingga saat ini pihaknya belum pernah mendapat surat resmi mengenai rencana penggabungan jaringan tersebut. Selain itu, BI juga belum pernah menanyakan secara langsung kesediaan pihaknya untuk melakukan penggabungan jaringan ini."Jadi kami belum tahu bentuknya seperti apa dan apa keuntungannya pada perusahaan. Wacana ini sudah ada sejak 2008 lalu namun belum ada realisasinya,' tukasnya.
Direktur Utama PT Daya Network Lestari (ALTO) Rudy Ramli juga mengutarakan hal yang sama. "Saya belum bisa beri komentar tapi kalau tujuannya untuk nasabah kami akan dukung," ujarnya.
VP Marketing Divisi PT Rintis Sejahtera (ATM PRIMA) Hermawan Tjandra juga senada dengan Rudy. Menrutnya, BI belum pernah melakukan pembicaraan spesifik mengenai penyatuaan jaringan tersebut. "JAdi kami belum tahu seperti apa nantinya program ini," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News