Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
Askrindo memimpin perolehan laba sebelum pajak sebesar Rp 564 miliar. Nilai ini tumbuh 50% yoy dari enam bulan pertama 2018 senilai Rp 377 miliar.
Posisi kedua Astra dengan pertumbuhan 9% yoy dari Rp 514 miliar menjadi Rp 562 miliar. Posisi ketiga Sinar Mas dengan pertumbuhan 34% yoy dari Rp 192 miliar menjadi Rp 208 miliar.
Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa TI dan Aktuarial Asosiasi Asuransi Umum Indonesia Trinita Situmeang bilang pendapatan premi asuransi umum pada semester I 2019 ini tumbuh hampir seluruh lini bisnis kecuali asuransi energi off shore dan tanggung gugat yang mencatatkan pertumbuhan negatif.
Baca Juga: Perkuat digitalisasi, Askrindo luncurkan portal baru dan fitur digital
Memang asuransi kredit mengalami pertumbuhan premi bruto Rp 2,77 triliun menjadi Rp 5,75 triliun hingga Juni 2019. Nominal pertumbuhan ini mengalahkan pertumbuhan asuransi harta benda yang memiliki pangsa pasar paling besar terhadap total premi asuransi umum. Adapun pertumbuhan asuransi harta benda hanya Rp 2,24 triliun menjadi 10,59 triliun hingga enam bulan pertama 2019.
Selain itu, Trinita juga mengatakan terjadi pergeseran pangsa pasar dari lini bisnis asuransi umum. Bila pada semester 1-2018 lalu kontribusi terbesar disumbangkan oleh asuransi kendaraan bermotor hingga 27,8% lalu diikuti oleh harta benda 25,2%.
Sedangkan posisi ketiga ada asuransi kecelakaan diri dan kesehatan menyumbang 10,2%.
“Pada semester 1-2019 terjadi pergeseran pangsa pasar dimana lini bisnis asuransi harta benda sebesar 26,55% lalu asuransi kendaraan bermotor 23,2%. Sedangkan Posisi ke tiga dicapai oleh lini bisnis Asuransi Kredit dengan proporsi sebesar 14.4% meninggalkan Asuransi Kecelakaan diri dan kesehatan yang terus menurun,” tambah Trinita.
Baca Juga: AAUI ajukan tarif premi ABMN senilai Rp 20 miliar ke kemenkeu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News