Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis perusahaan asuransi umum cukup moncer di paruh pertama 2019. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pendapatan premi asuransi umum sebesar Rp 40,13 triliun hingga Juni 2019. Nilai ini tumbuh secara tahunan atau year on year (yoy) dari Juni 2018 sebesar Rp 34,04 triliun.
PT Asuransi Kredit Indonesia atau Askrindo (Persero) mampu meraih 8% pangsa pasar pendapatan premi asuransi umum. Direktur Utama Askrindo Andrianto Wahyu Adi menyatakan Askrindo mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp 3,1 triliun. Nilai ini tumbuh 75,14% yoy dari posisi yang sama tahun sebelumnya Rp 1,77 triliun.
Baca Juga: LPEI siapkan akses untuk pembiayaan ekspor
Sedangkan PT Asuransi Sinar Mas meraup pangsa pasar sebanyak 14% dengan pendapatan premi sebesar Rp 5,51 triliun. Nilai ini tumbuh 46,15% yoy dari Juni 2018 sebesar Rp 3,77 triliun. Adapun diperingkat ketiga ada Asuransi Astra mengantongi pangsa pasar 6% dengan pendapatan premi sebesar Rp 2,54 triliun. Nilai ini tumbuh 10,43% yoy menjadi Rp 2,3 triliun.
“Askrindo tidak ingin menjadi pemain asuransi umum dengan pangsa pasar nomor satu. Kami akan fokus pada mengotimalkan hasil underwriting dan laba usaha,” ujar Andrianto di Jakarta pada Rabu (21/8).
Lanjut Ia, Askrindo berhasil menjadi nomor satu untuk hasil underwriting dan laba usaha sebelum pajak secara industri. Ia perusahaan asuransi umum secara nasional mencatatkan hasil underwriting sebesar Rp 7,28 triliun. Nilai ini tumbuh 12% yoy dari posisi Juni 2018 sebesar Rp 6,51 triliun.
Sedangkan hasil underwriting Askrindo per Juni 2019 sebesar Rp 669 miliar. Naik 80% yoy dari Juni 2018 sebesar Rp 371 miliar. Adapun Astra berada pada posisi kedua dengan hasil underwriting Rp 620 miliar. Nilai ini tumbuh 18% yoy dari Rp 526 miliar pada Juni 2018.
Baca Juga: Buat roadmap digitalisasi hingga 2021, Askrindo siapkan capex Rp 300 miliar
Sinar Mas mencatatkan pendapatan underwriting senilai Rp 605 miliar pada Juni 2019. Nilai ini tumbuh 50% dari Rp 404 miliar pada Juni 2018. Selai itu, industri asuransi umum mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 3,05 triliun. Tumbuh 4% yoy dari semester 1-2018 senilai Rp 2,95 triliun.
Askrindo memimpin perolehan laba sebelum pajak sebesar Rp 564 miliar. Nilai ini tumbuh 50% yoy dari enam bulan pertama 2018 senilai Rp 377 miliar.
Posisi kedua Astra dengan pertumbuhan 9% yoy dari Rp 514 miliar menjadi Rp 562 miliar. Posisi ketiga Sinar Mas dengan pertumbuhan 34% yoy dari Rp 192 miliar menjadi Rp 208 miliar.
Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa TI dan Aktuarial Asosiasi Asuransi Umum Indonesia Trinita Situmeang bilang pendapatan premi asuransi umum pada semester I 2019 ini tumbuh hampir seluruh lini bisnis kecuali asuransi energi off shore dan tanggung gugat yang mencatatkan pertumbuhan negatif.
Baca Juga: Perkuat digitalisasi, Askrindo luncurkan portal baru dan fitur digital
Memang asuransi kredit mengalami pertumbuhan premi bruto Rp 2,77 triliun menjadi Rp 5,75 triliun hingga Juni 2019. Nominal pertumbuhan ini mengalahkan pertumbuhan asuransi harta benda yang memiliki pangsa pasar paling besar terhadap total premi asuransi umum. Adapun pertumbuhan asuransi harta benda hanya Rp 2,24 triliun menjadi 10,59 triliun hingga enam bulan pertama 2019.
Selain itu, Trinita juga mengatakan terjadi pergeseran pangsa pasar dari lini bisnis asuransi umum. Bila pada semester 1-2018 lalu kontribusi terbesar disumbangkan oleh asuransi kendaraan bermotor hingga 27,8% lalu diikuti oleh harta benda 25,2%.
Sedangkan posisi ketiga ada asuransi kecelakaan diri dan kesehatan menyumbang 10,2%.
“Pada semester 1-2019 terjadi pergeseran pangsa pasar dimana lini bisnis asuransi harta benda sebesar 26,55% lalu asuransi kendaraan bermotor 23,2%. Sedangkan Posisi ke tiga dicapai oleh lini bisnis Asuransi Kredit dengan proporsi sebesar 14.4% meninggalkan Asuransi Kecelakaan diri dan kesehatan yang terus menurun,” tambah Trinita.
Baca Juga: AAUI ajukan tarif premi ABMN senilai Rp 20 miliar ke kemenkeu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News