kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tingkat efisiensi perbankan masih meningkat


Rabu, 01 September 2021 / 14:20 WIB
Tingkat efisiensi perbankan masih meningkat
ILUSTRASI. BNI merupakan contoh bank yang berhasil mengefisienkan kegiatan operasionalnya.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat efisiensi perbankan secara industri mengalami kenaikan sepanjang semester I 2021. Efisiensi memang merupakan jadi salah satu strategi sejumlah bank untuk bisa menjaga kinerja saat dihadapkan dengan kondisi pandemi Covid-19.

Tingkat efisiensi tersebut tercemin dari penurunan rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio BOPO bank umum konvensional per Juni 2021 tercatat sebesar 84,59% turun dari 84,94% pada periode yang sama tahun lalu.

Meksipun rasio BOPO secara industri turun, namun tidak semua bank berhasil meningkatkan efisiensi kegiatan operasionalnya selama paruh pertama tersebut. Ada juga beberapa bank yang mencatatkan kenaikan BOPO karena adanya peningkatan biaya pencadangan dan juga biaya pengembangan digitalisasi.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) merupakan contoh bank yang berhasil mengefisienkan kegiatan operasionalnya.

Rasio BOPO masing-masing turun menjadi 81,21% per Juni 2021 dari 82,81% pada periode yang sama tahun sebelumnya dan turun menjadi 69,11% dari 74,18%.

Baca Juga: Multifinance Berhasil Menekan Biaya Operasional

Sementara yang mencatatkan kenaikan di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dari 77,49% menjadi Rp 78,3%, Bank OCBC NISP dari 71,95% menjadi Rp 72,08%, dan Bank Amar dari 95,88% menjadi 98,97%.

Novita Widya Anggraini, Direktur Keuangan BNI menjelaskan penurunan rasio BOPO perseroan sejalan dengan pertumbuhan pendapatan operasional BNI. Solidnya pendapatan bisa menutupi biaya pencadangan yang cukup tinggi di periode tersebut.

"Kinerja BNI tersebut mengalami perbaikan dari 2020. Walaupun ada varian delta dan gelombang Covid-19 kedua, namun tidak berdampak besar ke bisnis kami," katanya pada Kontan.co.id, Selasa (31/8).

Pertumbuhan baik pendapatan operasional itu tercermin dari fee based income BNI yang tumbuh 25% year on year (YoY), recovery kredit Rp tumbuh 71,1%, dan biaya dana  turun dari 2,9% menjadi 1,7%. Hal itu mendorong laba sebelum biaya provisi tumbuh 25,3% YoY.

BNI memperkirakan rasio BOPO akan lebih baik lagi hingga akhir tahun karena biaya pencadangan pada paruh kedua ini diproyeksi akan stabil dan pendapatan operasional akan semakin optimal.

Sementara rasio BOPO BRI meningkat karena kenaikan biaya pencadangan untuk mengantisipasi risiko kredit di mana coverage NPL mencapai 254,8%  serta upaya restrukturisasi yang dilakukan untuk menyelamatkan debitur UMKM yang menekan pendapatan.

"Biaya tenaga kerja juga tercatat meningkat, sebagai upaya BRI untuk menerapkan prinsip people first, melindungi pekerja di tengah pandemi yang masih terjadi," ungkap Aestika Oryza Sekretaris Perusahaan BRI.

Sampai akhir tahun, BRI menargetkan BOPO sekitar 78%-80%. Perseroan akan melakukan strategi efisiensi melalui digitalisasi proses bisnis, fokus meningkatkan dana murah yang didukung dengan platform simpanan berbasis digital, serta pengembangan micropayment system.

Baca Juga: Kinerja sejumlah bank kecil pada semester I masih tertekan pandemi

Sedangkan Bank Amar, selain karena kenaikan biaya pencadangan, meningkatnya BOPO di paruh pertama disebabkan biaya pengembangan aplikasi digital banking perseroan yakni Tunaiku dan Senyumku.

"Upaya untuk marketing peluncuran produk baru yang kami kembangkan meningkatkan biaya. Itu yang mendorong kenaikan BOPO ini," kata  R. Eka Banyuaji Direktur SME, Korporasi dan Operasional Bank Amar.

Untuk meningkatkan efisiensi ke depan, Bank Amar akan terus melakukan digitalisasi layanan, salah satunya melakukan pencairan kredit dari Tunaiku terhadap nasabah di Senyumku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×