Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
Sedikit berbeda dengan BRI, itu tak menyusutkan hasrat BCA dalam menyalurkan kredit UMKM. Hal tersebut tercermin dalam pertumbuhan kredit UMKM di separuh pertama 2024 yang tumbuh 12,7% YoY menjadi Rp 114,4 triliun.
“BCA terus menerapkan disiplin manajemen risiko secara disiplin dalam penyaluran kredit, sehingga NPL tetap terkendali,” ujar Hera F. Haryn, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA.
Selain itu, Hera juga bilang pihaknya selalu menjaga CKPN pada level yang solid dengan membentuknya secara pruden. Hal ini terefleksi pada rasio NPL coverage sebesar 190,2% dan LAR coverage sebesar 71,2%.
Baca Juga: Respons Putusan MA, OJK Upayakan Perkuat Aturan dan Pengawasan Fintech Lending
“Pembentukan provisi kredit senantiasa kami evaluasi dari waktu ke waktu, sehingga sangat memadai untuk menutup potensi penurunan nilai kredit yang mungkin terjadi,” ujar Hera.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan bilang memang ada kenaikan NPL di umkm terutama pasca pencabutan program restrukturisasi Covid-19.
Ia memproyeksikan NPL UMKM masih di sekitar 4,2% sampai 4,3% setidaknya hingga kuartal 4 tahun ini. Selanjutnya, ada harapan mulai melandai seiring dengan kemungkinan penurunan bunga.
“Kemungkinan landai di kuartal 4 seiring denagn tren bunga mulai melandai dan menjelang akhir tahun ada peningkatan tren belanja masyarakat,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News