kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tingkatkan bisnis, P2P lending agresif lakukan kerjasama pada tahun depan


Rabu, 25 Desember 2019 / 18:58 WIB
Tingkatkan bisnis, P2P lending agresif lakukan kerjasama pada tahun depan
ILUSTRASI. Layanan?KreditPintar


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kredit Pintar Indonesia menyiapkan strategi meningkatkan bisnis di tahun depan. Boan Sianipar, Vice President Kredit Pintar menyatakan akan meningkatkan kerjasama di 2020. Selain itu, juga akan menyasar sektor produktif selain pertanian seperti pendidikan dan UKM.

Tak hanya kerjasama dengan lembaga keuangan seperti bank dan multifinance sebagai lender institusi, Boan bilang bakal mengandeng perusahaan fintech lainnya baik payment maupun peer to peer lending. 

Sebelumnya, Kredit Pintar sudah bekerjasama dengan LinkAja untuk memberikan pinjaman kepada pengguna uang digital pelat merah itu.

Baca Juga: Fintech Pendanaan Merangsek ke India, Investree Ekspansi ke Asia Tenggara

“Kalau payment kita sudah kerjasama dengan LinkAja, nanti kita lihat lagi kerjasama dengan e-money lainnya. Bentuk kerjasama antar P2P lending bisa macam-macam misalnya ada yang borrower-nya lebih banyak dari lender-nya. Atau lender-nya lebih banyak dari borrowernya. Kita cari bagaimana agar jumlah antar lender dan borrower-nya bisa seimbang,” ujar Boan pekan lalu.

Ia mencontohkan bentuk kerjasama yang bisa dilakukan Kredit Pintar dengan P2P lending yang menyasar sektor produktif. Boan menilai proses underwriting P2P lending masih manual lantaran masih membutuhkan beberapa dokumen fisik. Lewat teknologi yang dimiliki oleh Kredit Pintar, hal ini bisa dilakukan lebih cepat.

Boan bilang setidaknya ada beberapa kriteria dalam memilih P2P lending yang hendak diajak kerjasama. Syarat paling mutlak adalah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. 

Lalu saling menguntungkan bisa melengkapi. Terakhir memiliki segmen yang berbeda.

Boan bilang sejak awal tahun hingg November 2019, Kredit Pintar telah menyalurkan pinjaman senilai Rp 6 triliun. 

Adapun jumlah pinjaman yang sudah disalurkan sejak berdiri telah mencapai Rp 8,5 triliun. Adapun jumlah pinjaman aktif lebih dari 500.000 pinjaman.

Tak mau kalah, PT Investree Radhika Jaya juga telah menyiapkan strategi tahun depan. Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi bilang tahun depan bisnis pinjam meninjam melalui platform Investree bisa tumbuh dobel digit.

"Kalau kami lihat potensinya bisa tumbuh dobel digit. Produk invoice financing masih akan tetap dominan sekitar 60%, sisanya menyebar," kata Adrian.

Guna mencapai target tersebut, Investree akan memperdalam kerjasama dengan ekosistem. Lalu meningkatkan kerjasama strategis untuk masuk ke segmen UMKM, seperti Midtrans, e-procurement.

Selain itu, Investree akan terus meningkatkan kerjasama dengan perusahaan keuangan seperti bank dan multifinance sebagai lender. Ia menyebut secara nilai, kontribusi lender institusi menyumbang 30%. Tahun depan, Ia ingin lender institusi memberikan kontribusi hingga 50%.

Baca Juga: Fintech dan tren transaksi digital, bagaimana upaya bank menghadapi disrupsi?

Sejak awal berdiri hingga saat ini, Investree telah menyalurkan pinjaman senilai Rp 4,37 triliun. Adapun jumlah pinjaman sejak awal tahun sebanyak Rp 1,87 triliun. Pinjaman tersebut telah disalurkan kepada 1.245 borrower.

Asal tahu saja, Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober 2019, realisasi akumulasi pinjaman P2P lending mencapai Rp 67,99 triliun. Pinjaman tersebut disalurkan dari 144 entitas P2P lending terdaftar dan diawasi oleh regulator.

Realisasi pinjaman ini tumbuh 200,01% yoy dari tahun lalu atau year to date (ytd) senilai Rp 22,66 triliun pada Desember 2018. Selain itu, OJK mencatatkan realisasi akumulasi outstanding tumbuh 121,76% ytd dari Rp 5,04 triliun menjadi Rp 11,18 triliun per Oktober 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×