Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
Tak mau kalah, PT Investree Radhika Jaya juga telah menyiapkan strategi tahun depan. Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi bilang tahun depan bisnis pinjam meninjam melalui platform Investree bisa tumbuh dobel digit.
"Kalau kami lihat potensinya bisa tumbuh dobel digit. Produk invoice financing masih akan tetap dominan sekitar 60%, sisanya menyebar," kata Adrian.
Guna mencapai target tersebut, Investree akan memperdalam kerjasama dengan ekosistem. Lalu meningkatkan kerjasama strategis untuk masuk ke segmen UMKM, seperti Midtrans, e-procurement.
Selain itu, Investree akan terus meningkatkan kerjasama dengan perusahaan keuangan seperti bank dan multifinance sebagai lender. Ia menyebut secara nilai, kontribusi lender institusi menyumbang 30%. Tahun depan, Ia ingin lender institusi memberikan kontribusi hingga 50%.
Baca Juga: Fintech dan tren transaksi digital, bagaimana upaya bank menghadapi disrupsi?
Sejak awal berdiri hingga saat ini, Investree telah menyalurkan pinjaman senilai Rp 4,37 triliun. Adapun jumlah pinjaman sejak awal tahun sebanyak Rp 1,87 triliun. Pinjaman tersebut telah disalurkan kepada 1.245 borrower.
Asal tahu saja, Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober 2019, realisasi akumulasi pinjaman P2P lending mencapai Rp 67,99 triliun. Pinjaman tersebut disalurkan dari 144 entitas P2P lending terdaftar dan diawasi oleh regulator.
Realisasi pinjaman ini tumbuh 200,01% yoy dari tahun lalu atau year to date (ytd) senilai Rp 22,66 triliun pada Desember 2018. Selain itu, OJK mencatatkan realisasi akumulasi outstanding tumbuh 121,76% ytd dari Rp 5,04 triliun menjadi Rp 11,18 triliun per Oktober 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News