Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi sejumlah perusahaan pembiayaan, penerbitan obligasi merupakan agenda rutin dalam upaya penggalangan dana. Termasuk bagi PT Mandiri Tunas Finance (MTF).
Direktur MTF Armendra mengakui kenaikan suku bunga acuan bank sentral ikut berpengaruh terhadap kondisi biaya dana di sektor industri ini. Dengan begitu, pihaknya harus lebih cermat agar mendapat pendanaan seefisien mungkin.
Penerbitan obligasi dinilai sebagai salah satu opsi yang tetap dipertahankan. Termasuk di semester II-2018, MTF terus mengkaji opsi penebitan surat utang untuk mendukung modal kerja perseroan.
Menurut Armendra, penerbitan obligasi merupakan salah satu langkah untuk mendiversifikasi pendanaan. Termasuk dari sisi risiko yang dihadapi. Meski memang, penerbitan obligasi biasanya memakan waktu lebih lama ketimbang pencarian dana lewat pinjaman perbankan.
Di sisi lain, meski cost of fund di industri pembiayaan diprediksi akan terkerek, ia menilai pihaknya belum akan merombak komposisi secara besar-besaran.
Pinjaman dari perbankan baik dalam dan luar negeri diperkirakan masih akan memiliki porsi terbesar yakni sebanyak 70%. "Sementara 30% biasanya dari penerbitan obligasi," katanya, Kamis (19/7).
Begitu pula dengan PT Adira Dinamika Multi Finance. Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli meyebut pihaknya terus menjajaki peluang penerbitan obligasi di paruh kedua tahun ini sebagai salah satu opsi pendanaan. Untuk itu, pihaknya terus memantau perkembangan pasar.
Meski suku bunga acuan naik, namun perseroan belum punya rencana merombak komposisi pendanaan secara besar-besaran. Selama ini sekitar separuh dari pendanaan Adira Finance berasal dari penerbitan surat utang. Sementara sisanya dari pinjaman bank, baik dalam maupun luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News