kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Fokus dorong digital, BNI gencar kerjasama dengan fintech


Minggu, 09 September 2018 / 13:25 WIB
Fokus dorong digital, BNI gencar kerjasama dengan fintech
ILUSTRASI. Transaksi Aplikasi Yap! Milik BNI


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki era digital, industri perbankan semakin gencar berinovasi untuk mendorong transaksi digital banking. Tidak hanya dengan meluncurkan produk digital saja, bank juga kini berlomba untuk menjalin kerjasama dengan para pelaku industri digital.

Antara lain dengan e-dagang atau biasa disebut dengan e-commerce maupun perusahaan teknologi finansial (tekfin/fintech). Salah satunya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang pada awal tahun 2018 meluncurkan aplikasi digital perbankan bernama yap! yang dilengkapi dengan sistem pembayaran menggunakan teknologi quick response (QR).

Direktur Teknologi Informasi (TI) dan dan Operasional BNI Dadang Setiabudi mengatakan, produk yap! merupakan pertama dan satu-satunya alat pembayaran yang menggunakan tiga sumber dana. Antara lain menggunakan dompet elektronik milik BNI yaitu UnikQu, rekening tabungan nasabah BNI, serta kartu kredit.

"Ini merupakan yang satu-satunya QR payment yang bisa pakai tiga sumber dana. Kalau QR payment lain, mayoritas itu menggunakan e-wallet, makanya ini lengkap sebetulnya," ujar Dadang saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (7/9).

Selain mengandalkan produk digital tersebut, bank berlogo 46 ini dalam beberapa waktu terakhir sangat aktif dalam menjalin kerjasama dengan e-commerce, fintech maupun institusi.

Walau tidak dapat merinci secara detail, Dadang menjelaskan setidaknya sudah ada lebih dari 270 perusahaan fintech, e-commerce dan insitusi yang menjadi partner bisnis BNI. 

Hal ini sejalan dengan rencana BNI untuk menjadi bank digital di tahun-tahun mendatang. Yang terbaru misalnya, BNI menggandeng fintech berbasis aplikasi yang bergerak di bidang logistik bernama Triplogic.

Dalam kerjasama ini, BNI tidak hanya menyediakan layanan sistem pembayaran saja. Melainkan, seluruh akun yang terdaftar di aplikasi Triplogic langsung menjadi nasabah e-wallet BNI yaitu UnikQu.

Praktis dengan cara ini BNI akan lebih mudah untuk melakukan penetrasi ke pasar digital. Walau BNI mengaku tak mematok target di tahun ini, CEO Triplogic Oki Earlivan Sampurna optimistis di tahun 2018 ini saja dapat merangkul 100.000 pengguna.

Tidak tanggung-tanggung, Oki juga yakin dapat meraih 1 juta pengguna aplikasi Triplogic pada tahun 2019 mendatang. Bila hal tersebut terwujud, maka BNI langsung mendapatkan nasabah UnikQu dengan jumlah yang signifikan.

Bukan hanya dengan Triplogic, BNI juga sudah menggandeng tekfin lain seperti Go-Food dan Go-Pay milik perusahaan penyedia jasa Go-Jek. Kerjasama ini memungkinkan para merchant BNI dan Go-Food dapat terkoneksi dalam sistem pembayaran QR milik masing-masing perusahaan. Namun, hal tersebut masih dalam kajian.

Bank bersandi emiten bursa BBNI ini menyataka kerjasama antara e-commerce dan fintech memang sudah ada dalam peta jalan alias roadmap digital banking perseroan.

Realisasinya sejauh ini antara lain, bekerjasama dengan beberapa e-commerce dan fintech dengan memberikan layanan open API management dalam bentuk payment gateway services, white labeling service uang elektronik dan service share biller. "Beberapa diantaranya yang diajak kerjasama, seperti Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, PayTren, Xendid, Paypro dan banyak lagi," ujar Dadang saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (9/9).

Ke depan, BNI masih akan fokus pad dunia industri digital di bidang fintech dan e-commerce (B2B2C) guna membangun ekosistem digital yang lebih luas sambil mendorong kapabilitas masing-masing sesuai bidangnya.

Tak hanya dengan produk digital dan layanan perbankan digital saja, BNI juga sudah mulai fokus mengandalkan cabang nirkantor (branchless banking) untuk mendorong bisnis perseroan. Antara lain dengan menjadikan agen Laku Pandai sebagai ujung tombak.

"Terkait perluasan layanan bank, bagi BNI ke depan akan mengandalkan branchless banking. Agen46 (Laku Pandai milik BNI) sebagai ujung tombak sehingga dapat dengan mudah melakukan penetrasi layanan kepada masyarakat yang lebih luas dan lebih efisien," jelasnya.

Dalam upayanya mendorong digital, sebelumnya perseroan menyebut tahun ini BNI sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 2 triliun untuk belanja modal pada awal tahun 2018. Sebanyak separuhnya atau Rp 1 triliun akan dialokasikan untuk kebutuhan TI perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×