Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Transaksi mobile banking dan super app sejumlah perbankan melonjak hingga akhir tahun 2024. Beberapa di antaranya bahkan mengalami pertumbuhan tinggi dua digit.
Seperti PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), yang mencatatkan tren volume transaksi yang melonjak naik hingga 100% secara tahunan (year on year/yoy) pada tahun 2024.
Thomas Wahyudi, SEVP Digital Business BTN menyampaikan, pertumbuhan yang sangat positif ini seiring dengan menarik jumlah transaksi yang lebih dari 145% yoy.
“Peningkatan ini didorong oleh semakin tingginya penggunaan layanan digital BTN oleh nasabah, seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan transaksi yang cepat, aman, dan nyaman. Selain itu, peluncuran bale oleh BTN pada Desember 2024 turut berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan transaksi,” ungkap Thomas kepada Kontan, Selasa (4/2).
Baca Juga: Inovasi Program Bale by BTN Dongkrak Transaksi Mobile Banking BTN
Thomas menyebut, dengan berbagai fitur unggulan, bale by BTN memberikan pengalaman transaksi yang lebih lancar dan efisien, mulai dari pembayaran, transfer, hingga pengelolaan keuangan yang lebih dipahami dan user-friendly.
Hasilnya, secara keseluruhan kinerja transaksi mobile banking BTN pada tahun 2024 mencerminkan perubahan perilaku nasabah yang semakin mengandalkan layanan digital dalam aktivitas perbankan sehari-hari. Thomas menyebut pihaknya akan terus mengembangkan inovasi di layanan digital untuk mendukung ekosistem transaksi yang lebih luas dan mudah diakses oleh seluruh nasabah.
Adapun jenis transaksi yang mendominasi di mobile banking BTN meliputi transfer (baik melalui BIFAST maupun off us), transaksi QRIS, top-up e-wallet, dan pembelian listrik. Keempat jenis transaksi ini menjadi pilihan utama nasabah dalam berinteraksi dengan layanan perbankan digital BTN, mencerminkan kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan.
Baca Juga: Volume Transaksi BTN Mobile Melesat 160%, Per September 2024 Capai Rp 60 Triliun
Sejalan dengan pencatatan transaksi mobile banking tersebut, BTN berhasil mencatatkan pendapatan non-bunga yang diperoleh dari transaksi nasabah pada tahun 2024. Pendapatan ini berasal dari berbagai layanan, termasuk biaya administrasi transaksi, fee-based income dari berbagai produk digital, serta komisi yang diperoleh dari penggunaan fitur-fitur mobile banking seperti transfer, pembayaran, dan pembelian.
Thomas menyebut pencapaian ini mencerminkan semakin tingginya minat nasabah terhadap layanan digital BTN, serta efektifitas strategi perusahaan dalam mengoptimalkan berbagai sumber pendapatan selain bunga melalui ekosistem mobile banking.
"Pada tahun 2025, BTN menargetkan pertumbuhan transaksi mobile banking yang tetap positif dengan peningkatan jumlah transaksi dan volume transaksi secara tahunan masing-masing lebih dari 50%. Target ini sejalan dengan upaya kami untuk terus memperkuat ekosistem layanan digital dan meningkatkan kenyamanan serta kemudahan transaksi bagi nasabah," ungkapnya.
Sementara itu Bank Central Asia (BCA) juga mencatatkan pertumbuhan transaksi mobile banking sepanjang tahun 2024, dimana total frekuensi transaksi BCA menyentuh rekor tertinggi, naik 21% YoY mencapai 36 miliar transaksi.
Tercatat jumlah rekening nasabah BCA per Desember 2024 mencapai lebih dari 41 juta, tumbuh dua kali lipat dalam 5 tahun terakhir. EVP Corporate Communication and Responsibility BCA, Hera F Haryn menyebut, khusus untuk mobile banking dan internet banking, frekuensi transaksi mencapai 31,6 miliar, tumbuh 24% YoY dengan nilai transaksi mencapai Rp 28 ribu Triliun, naik 14% YoY.
“Aplikasi myBCA dan BCA mobile menjadi lini terdepan solusi mobile banking BCA. Kedua layanan tersebut hadir untuk memenuhi kebutuhan transaksi dan nasabah jenis yang beragam, dan akan terus dikembangkan sesuai dengan gaya hidup serta tren digital masa kini,” ungkap Hera. Kenaikan frekuensi transaksi digital turut berkontribusi terhadap pendapatan selain bunga perseroan.
Sepanjang tahun 2024 perseroan mencatatkan total pendapatan selain bunga naik 10,2% YoY menjadi Rp 25,2 triliun. Ke depan, Hera menyebut BCA berkomitmen untuk terus memperkuat ekosistem keuangan, penyempurnaan, dan modernisasi dari infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki dalam mendukung representasi dan keamanan berbagai layanan perbankan transaksi digital, sehingga diharapkan dapat menyediakan layanan berkualitas bagi nasabah dan meningkatkan volume transaksi digital.
Baca Juga: Laba Bank Central Asia (BBCA) Melesat 12,7% Jadi Rp 54,8 Triliun pada 2024
Selanjutnya: Dirut Soechi (SOCI) Jual Seluruh Kepemilikan Saham, Kantongi Dana Rp 19,2 Miliar
Menarik Dibaca: Cerah Berawan hingga Hujan Ringan, Simak Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News