Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) sampai saat ini pihaknya masih aktif melakukan transaksi di pasar repo Jakarta sebagai lender rupiah.
Direktur Tresuri dan Internasional BNI, Panji Irawan mengatakan, volume transaksi repo antar bank yang dilakukan BNI mencapai Rp 4,25 triliun. Sedangkan reverse repo lebih besar mencapai Rp 9,47 triliun.
"Transaksi repo BNI saat ini dilakukan dengan mekanisme GMRA (Global Master Repurchase Agremeent)," ujar Panji, Jumat (21/4). Adapun transaksi reverse repo BNI dengan Bank Indonesia mencapai Rp 34,33 triliun per tahun.
Asal tahu saja, transaksi repo adalah transaksi jual efek dengan janji beli kembali pada waktu dan harga yang telah ditetapkan. Transaksi repo dianggap mampu menjaga stabilitas pasar keuangan. Pasalnya, transaksi repo berbasis collateral alias agunan berupa surat berharga yang dapat menjadi jaminan.
Sebagai tambahan, berdasarkan statistik sistem keuangan Indonesia (SSKI) yang dirilis BI per Januari 2017, rata-rata harian volume transaksi repo mencapai Rp 701 miliar dengan jumlah 18 pelaku per akhir Januari 2017.
Sebelumnya, Kepala Departemen Pengembangan Pendalaman Pasar Keuangan BI Nanang Hendarsah mengungkapkan, sampai saat ini, bank masih memilih bertransaksi di Pasar Uang Antar Bank (PUAB). "Saat ini, secara rata-rata transaksi repo masih sekitar Rp 1 triliun sampai Rp 3 triliun, masih jauh dari harapan BI," kata Nanang.
Atas hal itu, BI memasang target transaksi repo minimal Rp 5 triliun setiap bulan. Transaksi repo ini masih jauh lebih rendah jika dibandingkan rata-rata transaksi PUAB yang mencapai Rp 12 triliun hingga Rp 16 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News