kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Transaksi repo antar BPD masih minim


Jumat, 21 April 2017 / 17:17 WIB
Transaksi repo antar BPD masih minim


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) DKI Jakarta atau Bank DKI menyebut, sampai saat ini, mayoritas BPD masih belum tertarik melakukan transaksi repo.

Sigit Prastowo, Direktur Keuangan Bank DKI Jakarta mengatakan, mayoritas BPD masih lebih tertarik melakukan pinjaman bilateral alias pinjaman dengan bank-bank besar dibandingkan melalui skema repo. Sedangkan, pinjaman pembiayaan antar sesama BPD masih minim.

Itu sebabnya, Bank DKI sebagai salah satu anggota Asosiasi Bank Daerah (Asbanda) dalam setahun terakhir telah mengajak dan memprakarsai BPD untuk mulai aktif bertransaksi repo. "Kami yang ajak BPD secara massal untuk menandatangani GMRA (Global Master Repurchase Agreement) tahun lalu untuk mendukung itu," kata Sigit, Jumat (21/4).

Ia mengungkapkan alasan utama BPD belum tertarik bertransaksi repo karena portofolio kredit atau kebutuhan dana untuk ekspansi kredit masih sangat kecil, apalagi pada awal tahun. Salah satu BPD yang paling besar dan sering melakukan repo antara lain BPD Jawa Barat (BJB) dan Bank DKI Jakarta.

"Kalau awal bulan likuiditas mereka (BPD) masih longgar, biasanya baru di akhir tahun ketika ada penarikan dana dari Pemerintah Daerah (Pemda), di situ sebetulnya repo bisa diandalkan," papar Sigit.

Meski begitu, Sigit mengakui, dalam dua tahun terakhir, Bank DKI Jakarta memang belum terlalu aktif bertransaksi repo karena kondisi likuiditas perseroan yang masih sangat longgar. Tercatat sampai kuartal I-2017, rasio loan to deposit ratio (LDR) Bank DKI berada di level 75%. Kendati demikian, BPD DKI Jakarta memiliki Surat Berharga Negara (SBN) per tahun hingga Rp 4 triliun.

"Kalau sekarang malah kami reverse repo tapi kepada Bank Indonesia (BI), karena kalau saat ini kelihatannya bank lain likuditasnya masih bagus," tuturnya. Untuk pendanaan atau pinjaman bilateral, Bank DKI sampai saat ini masih mengandalkan pinjaman dari bank besar khususnya bank pelat merah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sementara, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) mengklaim menjadi salah satu BPD yang paling aktif melakukan transaksi repo. "Kami cukup aktif bertransaksi repo, dalam satu kali transaksi dengan bank lain, rata-rata sebesar Rp 500 miliar sampai Rp 1 triliun," ujar Senior Vice President Divisi Corporate Secretary BJB Hakim Putratama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×