kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.299   -204,00   -1,27%
  • IDX 6.966   -141,81   -2,00%
  • KOMPAS100 1.039   -24,73   -2,32%
  • LQ45 816   -17,64   -2,12%
  • ISSI 212   -4,49   -2,08%
  • IDX30 417   -9,41   -2,21%
  • IDXHIDIV20 503   -10,53   -2,05%
  • IDX80 118   -2,75   -2,27%
  • IDXV30 124   -2,75   -2,17%
  • IDXQ30 139   -2,77   -1,95%

Tren Bisnis PayLater Dapat Gerus Bisnis Kartu Kredit


Selasa, 08 Agustus 2023 / 20:03 WIB
Tren Bisnis PayLater Dapat Gerus Bisnis Kartu Kredit
ILUSTRASI. Bisnis paylater memang saat ini diminati. ?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemudahan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) telah membuat bisnis ini tampak menggiurkan. Alhasil, bisnis ini bisa jadi menggerus bisnis kartu kredit yang notabene serupa.

Jika melihat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah kontrak pengguna BNPL tumbuh 33,25% secara tahunan (YoY) pada Mei 2023. Jumlah kontraknya di Mei 2022 mencapai 54,7 juta kontrak menjadi 72,88 kontrak di Mei 2023.

Sementara itu, data Bank Indonesia mencatat pertumbuhan volume transaksi kartu kredit di Mei 2023 sekitar 13,5% YoY atau sebanyak 32,19 juta transaksi. Pertumbuhannya melambat jika dibandingkan pada Mei 2022 yang masih bisa tumbuh 20,9% YoY.

Baca Juga: Pengguna Paylater Melonjak 33,25% Hingga Mei 2023

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengungkapkan bahwa bisnis paylater memang saat ini lebih diminati. Oleh karena itu, bisnis ini lama kelamaan bisa menggerus keberadaan kartu kredit ke depannya.

Memang, untuk saat ini, Amin melihat pudarnya bisnis kartu kredit akan terjadi dalam waktu dekat. Mengingat, saat ini jumlah merchant yang menerima paylater masih terbatas dibandingkan yang menerima pembayaran kartu kredit.

“Ini kan nantinya kayak kartu ATM yang sekarang juga sudah mulai ditinggalkan,” ujar Amin, Selasa (8/8).

Tanda-tanda bisnis paylater mulai mengungguli bisnis kartu kredit juga tampak pada rencana bisnis beberapa bank. Misal, PT Bank Mandiri Tbk yang berencana meluncurkan fitur paylater pada kuartal ini.

Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri Timothy Utama mengungkapkan bahwa fitur paylater ini akan hadir di aplikasi Livin’. Di mana, saat ini fitur itu sudah diliris secara terbatas.

Timothy bilang fitur ini ditujukan untuk memperluas ekosistem digital lending dan mengelola arus kas nasabah. Adapun, fitur paylater ini bisa digunakan untuk sumber pembayaran QRIS dengan ticket size yang lebih kecil sekitar Rp 200.000 per transaksi.

Meski demikian, bisnis kartu kredit tampaknya juga tak ditinggalkan. Ia bilang kartu kredit di Bank Mandiri saat ini sudah bisa dilakukan digitalisasi melalui aplikasi milik bank berlogo pita emas tersebut.

“Misal mengajukan konversi transaksi kartu kredit menjadi cicilan dengan tenor 3 sampai 36 bulan dengan biaya yang murah di Livin,” ujarnya.

Baca Juga: Ayoconnect Gandeng Kredivo Luncurkan Auto Debit Kredivo

Sebagai informasi, bisnis kartu kredit di Bank Mandiri pada periode separuh pertama tahun ini mencapai Rp 14,9 triliun. Secara tahunan, pertumbuhan bisnis kartu kredit mencapai 17% YoY.

Sementara itu, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn bilang hingga saat ini kartu kredit masih menjadi salah satu alat pembayaran andalan nasabah BCA.  

Jumlah kartu kredit BCA hingga Juni 2023 mencapai 4,4 juta kartu atau naik 6% YoY. Nilai transaksi kartu kredit BCA juga tercatat sebesar Rp50,6 triliun, meningkat 36% YoY. 

“Kami percaya perkembangan teknologi paylater akan bersifat saling melengkapi dengan fasilitas kartu kredit yang sudah lama dikenal masyarakat,” ujarnya.

Ia bilang BCA tetap berinovasi agar nasabah dapat lebih mudah dalam bertransaksi dengan kartu kredit BCA. Misal, kontrol transaksi, request limit kartu kredit, hingga pembayaran tagihan kartu kredit sudah dapat dilakukan di aplikasi myBCA. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×