kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren bunga turun, margin bank tetap lebar


Selasa, 22 November 2016 / 11:57 WIB
Tren bunga turun, margin bank tetap lebar


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Tahun ini, tren suku bunga menurun. Toh begitu, margin bunga bersih atawa net interest income (NIM) perbankan tetap saja besar.

Data Statistik Perbankan Indonesia Otoritas Perbankan Indonesia (OJK) mencatat, hingga September 2016, NIM perbankan tercatat sebesar 5,65% (lihat info grafik). Bahlan, margin bunga bersih bank tersebut menjadi yang tertinggi dalam empat tahun terakhir. NIM tertinggi perbankan Indonesia terakhir kali tercatat sebesar 6,32% yang terjadi pada akhir tahun 2011.

Kenaikan margin bunga ini mungkin sebagai kompensasi pertumbuhan kredit yang melambat. Hingga September 2016, pertumbuhan kredit hanya sebesar 6,34%.

Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Doddy Ariefianto mengatakan, kenaikan NIM sampai kuartal III 2016 disebabkan karena penurunan suku bunga simpanan yang lebih kencang dari suku bunga pinjaman. Suku bunga simpanan telah turun hampir 150 basis poin (bps) sepanjang 2016. Sedangkan, suku bunga pinjaman hanya turun 100 bps saja.

Berdasarkan riset KONTAN, NIM perbankan Indonesia tersebut lebih besar dibanding negara-negara di kasawan Asia Tenggara. Ambil contoh di Thailand, Bank of Thailand menyebutkan, NIM perbankan hingga akhir kuartal III tercatat sebesar 2,6%.

Adapun VietinBank yang berstatus bank pelat merah Vietnam dengan aset terbesar di negaranya, hanya mengutip NIM sebesar 2,85%.

Sedangkan Bank Sentral Malaysia alias Bank Negara Malaysia dalam situsnya memang tidak menyebut besaran NIM perbankan di Malaysia. Hanya saja, rata-rata bunga kredit perbankan di Negeri Jiran tersebut tercatat hanya sebesar 4,55%.

Pertumbuhan NIM

Sebagai bank terbesar di Indonesia, Bank Mandiri hingga kuartal III 2016 membukukan NIM 6,4%, naik 77 bps dari setahun lalu. Kartiko Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, kenaikan NIM tersebut disebabkan pembayaran satu akun kredit bermasalah dalam jumlah besar.

Sayang Tiko sapaan akrab Kartika, belum mau merinci. “Namun bila akun tersebut dikeluarkan, NIM Mandiri saat ini hanya sekaitar 6%,” kata Tiko kepada KONTAN, Senin (21/11).

Lain halnya dengan Bank Negara Indonesia (BNI) yang hingga kuartal III 2016 membukukan penurunan NIM 40 bps dari setahun lalu menjadi 6,22%. “Penurunan ini disebabkan adanya pembayaran interest income pada kuartal III 2016,” tutur Ryan Kiryanto, Sekretaris Perusahaan BNI.

Dengan adanya potensi penurunan suku bunga kredit tahun depan, Ryan memprediksi, penurunan NIM masih akan berlangsung. BNI akan mengantisipasi hal ini dengan memperbanyak dana murah dengan optimalisasi kantor cabang dan teknologi.

Sementara Bank Permata membukukan penurunan NIM tipis 1 bps menjadi 3,95% di kuartal III 2016. Roy Arman Arfandy, Direktur Utama Bank Permata bilang, ke depan, Bank Permata akan menyesuaikan lagi bunga deposito dan berupaya peningkatkan fee based income.            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×