kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.159   41,00   0,25%
  • IDX 7.058   74,16   1,06%
  • KOMPAS100 1.054   13,87   1,33%
  • LQ45 829   11,61   1,42%
  • ISSI 214   1,39   0,66%
  • IDX30 422   6,04   1,45%
  • IDXHIDIV20 509   6,65   1,32%
  • IDX80 120   1,57   1,32%
  • IDXV30 124   0,30   0,24%
  • IDXQ30 141   1,76   1,26%

Tren Penerbitan Obligasi Multifinance Diproyeksi Masih Ramai


Minggu, 15 Januari 2023 / 06:30 WIB
Tren Penerbitan Obligasi Multifinance Diproyeksi Masih Ramai


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat pembiayaan multifinance diprediksi meningkat, keperluan pendanaan tentu dibutuhkan oleh perusahaan. Kondisi ini membuat penerbitan surat utang diramalkan bakal ramai di 2023

Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito mengungkapkan bahwa perusahaan pembiayaan akan lebih banyak membutuhkan pendanaan. Selain untuk pertumbuhan pembiayaan, ada juga untuk mendukung ekspansi.

Sebagai informasi, penerbitan surat utang untuk multifinance di 2022 sudah naik 28,72% secara tahunan. Untuk nilainya mencapai Rp 27,09 triliun dari tahun sebelumnya Rp 21, 04 triliun.

Di sisi lain, Dito mengungkapkan bahwa salah satu tren kenaikan penerbitan obligasi dikarenakan ada kebutuhan pembiayaan kembali surat utang yang bakal jatuh tempo di tahun ini yang senilai Rp 17,31 triliun.

Baca Juga: Terbitkan Sukuk Rp 1 Triliun, Ini Fokus Bisnis CIMB Niaga Finance di 2023

“Dan secara keseluruhan, dengan asumsi semua surat utang jatuh tempo tersebut dibiayai kembali, maka industri ini membutuhkan lebih dari Rp 9,78 triliun penerbitan baru untuk melebihi pencapaian tahun 2022,” jelas Dito kepada KONTAN, Selasa (10/1).

Hanya saja, ia melihat ada beberapa risiko terkait dengan penerbitan obligasi multifinance. Pertama, perhatian terhadap resesi global meningkat baru-baru ini.

Jika itu terjadi, ia melihat itu bisa melemahkan permintaan komoditas global. Sebagai akibatnya, industri multifinance dengan eksposur di industri berbasis komoditas mungkin merasakan dampaknya. 

“Bisnis mereka mungkin lesu sehingga mempengaruhi pendanaan mereka melalui surat utang,” tambahnya.

Kedua, ada lingkungan suku bunga tinggi adalah risiko lainnya. Meskipun, baru-baru ini, bank sentral menyiratkan kenaikan suku bunga akan lebih lunak untuk tahun 2023. 

Baca Juga: Adira Finance Bakal Gencar Meningkatkan Pembiayaan Kendaraan Listrik di 2023

Namun, tanpa kenaikan suku bunga lebih lanjut, tahun 2023 merupakan periode suku bunga tinggi karena bank sentral telah menaikkannya beberapa kali di tahun 2022, dari 3,5% pada awal tahun 2022 menjadi 5,5% pada akhir tahun 2022. 

“Secara umum, banyak perusahaan multifinance juga telah bersiap-siap mengantisipasi kenaikan suku bunga dengan mempersiapkan likuiditas untuk membiayai kegiatan operasional, dan juga menjaga pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×