Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan bisnis asuransi jiwa tidak membuat PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri gentar menghadapi tahun kambing kayu ini. Lihat saja, perseroan mengincar perolehan preminya tumbuh 33,3%, yakni dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 240 miliar menjadi Rp 320 miliar hingga akhir tahun nanti.
Optimisme ini bukan isapan jempol, mengingat perolehan premi sampai akhir Februari 2015 ini sudah mencapai 21% dari target sepanjang tahun atau berkisar Rp 65 miliar. "Itu artinya, kami punya peluang besar untuk merealisasikan premi lebih dari target sebesar Rp 320 miliar," ujar Fauzi Arfan, Pjs Direktur Utama Tugu Mandiri, Kamis (5/3).
Namun demikian, sambung dia, pihaknya tidak ingin terlalu cepat puas, mengingat 10 bulan ke depan, industri asuransi masih menghadapi tantangan. Terutama terkait dengan lini asuransi kesehatan korporasi setelah kewajiban badan usaha untuk ikut serta dalam program BPJS Kesehatan.
Belum rampungnya koordinasi manfaat atawa coordination of benefits/CoB antara pelaku usaha asuransi dengan BPJS Kesehatan sedikit banyak mempengaruhi pasar asuransi kesehatan. Tak terkecuali Tugu Mandiri yang didominasi oleh nasabah segmen korporasi. Adapun, lini asuransi kesehatan Tugu Mandiri berkontribusi 20% dari total premi.
"Lini asuransi kesehatan kami ada juga skema manage care alias pengobatan berjenjang, selain indemnity. Tetapi, CoB dengan BPJS Kesehatan yang belum berjalan ikut mempengaruhi bisnis kami. Sekitar 10% - 20% lah perlambatan pertumbuhan asuransi kesehatan kami," terang Fauzi.
Sebagai strategi, Tugu Mandiri akan lebih getol merangkul nasabah ritel di luar captive marketnya. Saat ini, posisi captive dan non captive antara 70% dan 30%. Nah, 30% dari non captive market tersebut didominasi oleh nasabah segmen ritel. Perseroan mengincar kontribusi ritel tahun ini semakin tebal.
Dari sisi produk, Tugu Mandiri akan merilis empat produk anyar di sepanjang tahun ini. Produk baru itu akan didominasi oleh produk-produk asuransi ritel. Seperti Smart Gift, produk asuransi pendidikan premi tunggal, termasuk asuransi tambahan (riders) untuk asuransi jiwa berbasis investasi.
Selain itu, Fauzi menambahkan, pihaknya juga akan mengembangkan jalur distribusi untuk pemasaran produk. Saat ini, jalur korporasi masih mendominasi. Diharapkan, ke depan, kanal lainnya akan memberi sumbangsih lebih besar, seperti agen dan bancassurance. "Kami akan menambah jumlah tenaga pemasar," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News