Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
Selain BSB, PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara dan Gorontalo (Bank SulutGo) sebelumnya mengatakan pihaknya tengah mengkalkulasi ulang rencana IPO.
Dalam artikel yang dimuat Kontan.co.id, Direktur Utama Bank SulutGo Jeffry Dendeng mengatakan pihaknya mengundur rencana IPO.
Utamanya, dikarenakan kapasitas Bank SulutGo dinilai masih belum cukup modal untuk melantai di bursa. Kendati demikian, pihaknya menegaskan rencana IPO tersebut masih akan berlanjut dan akan dilangsungkan setelah penambahan modal selesai.
"Untuk rencana IPO tetap lanjut, cuma belum dalam waktu dekat. Kami berusaha memperbesar kapasitas dulu. Tambahan modal diharapkan tahun ini ada, dari pemegang saham," kata Jeffry.
Bank syariah terbesar di Indonesia yakni PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) juga menyebut menunda rencana IPO yang sebelumnya diperkirakan dapat berlangsung di tahun depan.
Asal tahu saja, sejak awal tahun 2018 pemegang saham Mandiri Syariah yakni PT Bank Mandiri Tbk memang berencana untuk IPO Mandiri Syariah di akhir tahun 2019. Namun, Direktur Keuangan Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho bilang, rencana IPO diprediksi molor ke awal tahun 2020 lantaran pihaknya dan pemegang saham masih menunggu Pilpres 2019 selesai.
Kata Ade, saat ini Mandiri Syariah sudah diminta oleh induk perusahaan untuk melakukan perbaikan kinerja untuk mempermulus aksi korporasi mendatang tersebut.
"IPO kami ikuti arahan pemegang saham saja. Kami perbaiki kinerja, pemegang saham kami di awal 2020 mau IPO," ujarnya.
Alhasil, Mandiri Syariah ingin menjaga pencapaian kinerja di tahun 2018 dan 2019 setidaknya konsisten dan stabil. Antara lain laba akan dijaga di 50% alias sama dengan target tahun 2018. Serta return on equity (ROE) di level 10% pada 2019.
Sebetulnya, pada tahun 2019, Mandiri Syariah memang berencana memulai proses IPO. Hanya saja, itu kembali kepada keputusan sang induk perusahaan.
"Kami rencana jalan di pertengahan 2019, mungkin di awal-awal 2020 baru IPO. Salah satu faktornya pemilu, mau menunggu selesai dulu baru kami mulai masuk ke market," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News