kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.961   -146,76   -2,06%
  • KOMPAS100 1.039   -24,60   -2,31%
  • LQ45 817   -17,20   -2,06%
  • ISSI 212   -4,24   -1,96%
  • IDX30 417   -9,40   -2,20%
  • IDXHIDIV20 503   -10,02   -1,95%
  • IDX80 118   -2,72   -2,25%
  • IDXV30 124   -2,43   -1,92%
  • IDXQ30 139   -2,57   -1,81%

Uang Rupiah Digital Bakal Terbit, Apa yang Terjadi dengan Uang Tunai?


Rabu, 13 Juli 2022 / 06:50 WIB
Uang Rupiah Digital Bakal Terbit, Apa yang Terjadi dengan Uang Tunai?
ILUSTRASI. Uang rupiah digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC) bakal segera terbit. Hal ini ditegaskan oleh Bank Indonesia (BI).


Sumber: Kompas TV | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BADUNG. Uang rupiah digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC) bakal segera terbit. Hal ini ditegaskan oleh Bank Indonesia (BI). 

Yang menjadi pertanyaan, bagaimana dengan nasib uang tunai setelah uang rupiah digital terbit?

Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Ryan Rizaldy menegaskan, penerbitan uang rupiah digital tidak akan menghilangkan peredaran uang tunai.

"Intinya (uang rupiah digital) tidak untuk menghilangkan tetapi menambah alat pembayaran, seperti dompet atau uang elektronik yang ada saat ini," kata Ryan seperti dikutip dari Antara, Rabu (13/7/2022).

Hal itu ia sampaikan pada sesi diskusi, yang merupakan acara sampingan (side event) pertemuan ke-3 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 (FMCBG) dan Deputi Bidang Keuangan dan Bank Sentral G20 (FCBD) di Bali.

Menurut Ryan, dengan adanya uang rupiah digital di Indonesia, masyarakat diharapkan memiliki pilihan alat pembayaran untuk transaksi, sehingga uang rupiah digital bisa memperkaya kemungkinan tersebut.

Baca Juga: Aset Kripto Lebih Berisiko, BI Lebih Pilih Mata Uang Digital

Desain awal uang rupiah digital akan diluncurkan pada akhir tahun 2022 melalui white paper. Namun desain tersebut bukan merupakan desain final, sehingga masih akan dibutuhkan masukan dari pelaku industri dalam consultated paper pada awal tahun 2023.

"Setelah itu barulah uji coba yang akan membutuhkan waktu lama. Negara lain paling cepat menerapkan uji coba selama enam bulan, adapula yang berkali-kali melakukan uji coba," ujar Ryan.

Ia menyampaikan, uang rupiah digital nantinya tak akan jauh berbeda dengan uang elektronik. Perbedaan utamanya hanya akan terletak pada lembaga penerbit dimana uang rupiah digital akan diterbitkan oleh BI.

Sedangkan uang elektronik diterbitkan oleh bank umum dan dompet digital diterbitkan oleh lembaga non-bank.

Baca Juga: Mata Uang Digital (CBDC) Dinilai Tidak akan Gantikan Uang Fiat

Menurut Ryan, uang rupiah digital punya kelebihan dibanding lainnya, yaitu risikonya lebih kecil dibanding uang elektronik. Karena risiko kredit bank sentral lebih rendah dibandingkan lembaga lainnya.

"Uang itu dasarnya kepercayaan sehingga masyarakat punya akses kepada kepercayaan yang diharapkan. Ini yang sebenarnya jadi bagian dari upaya kami untuk memberikan layanan publik pada masyarakat dan bagaimanapun penciptaan uang itu adalah fungsi bank sentral, sehingga kami menyesuaikan dengan zaman," tutur Ryan.

Saran IMF 

Pada kesempatan yang sama, Dana Moneter Internasional (IMF) tidak menyarankan bank-bank komersial bergantung pada rupiah digital (CBDC) meskipun ada manfaat yang ditawarkan terutama untuk pengembangan layanan pembayaran.

Division Chief in the Monetary and Capital Markets Department IMF Tommaso Mancini Griffoli menjelaskan, CBDC punya keterbatasan apabila dibandingkan dengan mata uang konvensional. Salah satunya adalah faktor stabilitas.

“Kita harus membandingkan deposito di bank komersial dan CBDC terutama dari segi stabilitasnya sebagai alat penyimpanan, dan dari segi kemudahannya sebagai alat pembayaran. Sejauh ini, belum jelas apakah CBDC lebih unggul (daripada deposito bank komersial),” ucap Griffoli saat menjawab pertanyaan salah satu peserta diskusi.

Ia menambahkan apabila CBDC, misalnya, tidak menawarkan suku bunga (interest rate) sementara deposito bank komersial memberikan jaminan yang lebih baik, maka alat yang kedua lebih aman. Jika situasinya demikian, maka bank-bank masih akan mempertahankan deposito.

Baca Juga: IMF: Mata Uang Digital (CBDC) Bisa Picu Perpindahan Dana dari Perbankan

Ia pun menegaskan CBDC hanya perlu dilihat sebagai pelengkap, bukan alat yang utama.

“Jika melihat dari berbagai modelnya, CBDC bukan sekadar instrumen alat tukar digital, tetapi dia punya potensi menjadi sebuah jaringan, platform, dan CBDC dapat menjadi dasar bagi sektor swasta untuk mengembangkan layanan pembayaran,” tuturnya.

“Buat saya, kita kemungkinan tidak akan hanya mengandalkan CBDC. Saya tidak berpikir ke sama, dan saya tidak menyarankan demikian, karena ada banyak solusi yang tersedia untuk berbagai persoalan yang ada,” tambahnya.

Artikel ini sudah tayang di Kompas.tv, berjudul: BI akan Terbitkan Uang Rupiah Digital, Bagaimana Nasib Uang Tunai?

Penulis : Dina Karina 
Editor : Iman Firdaus 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×