Sumber: Kompas TV | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pada kesempatan yang sama, Dana Moneter Internasional (IMF) tidak menyarankan bank-bank komersial bergantung pada rupiah digital (CBDC) meskipun ada manfaat yang ditawarkan terutama untuk pengembangan layanan pembayaran.
Division Chief in the Monetary and Capital Markets Department IMF Tommaso Mancini Griffoli menjelaskan, CBDC punya keterbatasan apabila dibandingkan dengan mata uang konvensional. Salah satunya adalah faktor stabilitas.
“Kita harus membandingkan deposito di bank komersial dan CBDC terutama dari segi stabilitasnya sebagai alat penyimpanan, dan dari segi kemudahannya sebagai alat pembayaran. Sejauh ini, belum jelas apakah CBDC lebih unggul (daripada deposito bank komersial),” ucap Griffoli saat menjawab pertanyaan salah satu peserta diskusi.
Ia menambahkan apabila CBDC, misalnya, tidak menawarkan suku bunga (interest rate) sementara deposito bank komersial memberikan jaminan yang lebih baik, maka alat yang kedua lebih aman. Jika situasinya demikian, maka bank-bank masih akan mempertahankan deposito.
Baca Juga: IMF: Mata Uang Digital (CBDC) Bisa Picu Perpindahan Dana dari Perbankan
Ia pun menegaskan CBDC hanya perlu dilihat sebagai pelengkap, bukan alat yang utama.
“Jika melihat dari berbagai modelnya, CBDC bukan sekadar instrumen alat tukar digital, tetapi dia punya potensi menjadi sebuah jaringan, platform, dan CBDC dapat menjadi dasar bagi sektor swasta untuk mengembangkan layanan pembayaran,” tuturnya.
“Buat saya, kita kemungkinan tidak akan hanya mengandalkan CBDC. Saya tidak berpikir ke sama, dan saya tidak menyarankan demikian, karena ada banyak solusi yang tersedia untuk berbagai persoalan yang ada,” tambahnya.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.tv, berjudul: BI akan Terbitkan Uang Rupiah Digital, Bagaimana Nasib Uang Tunai?
Penulis : Dina Karina
Editor : Iman Firdaus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News