Reporter: Andri Indradie | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kepercayaan pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia terhadap bisnis dalam 6 bulan ke depan masih positif. Demikian hasil survei The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) terhadap sekitar 300 pelaku UKM di Indonesia.
Winarti W., Senior Vice President Business Banking HSBC Indonesia mengatakan, kepercayaan yang positif tersebut ditunjukkan dengan optimisme mereka untuk meningkatkan belanja modal dan mempertahankan jumlah karyawannya. "Optimisme UKM di Indonesia ini sejalan dengan pandangan pelaku UMK di dunia," katanya, Senin (26/7) dalam acara "Global Small Business Conficence Monitor" di Jakarta.
Dalam survei kali ini, indeks Indonesia menunjukkan angka 108 atau lebih baik dari akhir 2009 yang hanya 106. Ukuran indeks dimulai dari angka 0 hingga 200. Indeks angka 100 dinilai sebagai netral, sedangkan di bawahnya disebut negatif dan di atas 100 bernilai positif. "UKM di Indonesia menunjukkan tingkat optimisme yang stabil dan secara konsisten menunjukkan tren positif," ujar Winarti.
Head of Business Banking HSBC Indonesia Jeffrey C. Tjoeng menambahkan, dalam melaksanakan bisnisnya ke luar negeri, hambatan terbesar yang dialami UKM adalah masalah regulasi dan hukum negara tujuan ekspor. Masalah terbesar berikutnya adalah kompleksitas pasar perdagangan internasional seperti pajak dan kurs mata uang.
Kebijakan perdagangan lintas negara yang ketat menjadi masalah ketiga. "Hambatan keempat baru pada ketersediaan pembiayaan," kata Jeffrey.
Artinya, banyak UKM di Indonesia sebenarnya bukan hanya terdapat pada masalah pembiayaan. Melihat hal ini, HSBC siap memberikan solusi untuk mengembangkan bisnis UKM terutama yang berorientasi ekspor. "Kami sadar, pembiayaan bukan satu-satunya yang utama dan menjadi hambatan. Oleh karena itu, kami memikirkan sebuah solusi bagaimana HSBC juga memberikan solusi dan konsultasi, mengenai masalah mereka," tegas Jeffrey.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News