Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana penggabungan bank pelat merah dalam holding industri keuangan terus digodok. Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kini menanti arahan dari Kementerian BUMN dalam rencana ekspansi anak-anak usahanya, yakni bank syariah.
PT Bank Syariah Mandiri (BSM), milik PT Bank Mandiri Tbk misalnya, dikabarkan akan disiapkan untuk melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Namun, ada hal yang menjadi pertimbangan yaitu BSM harus memiliki return on equity (ROE) di atas level 10%. Gambaran saja, pada akhir 2017 lalu ROE BSM masih di posisi 5,71%.
Sekretaris Perusahaan
PT Bank Syariah Mandiri Rizky Wisnoentoro menjelaskan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya keputusan tersebut ke Bank Mandiri selaku pemegang saham.
Meski begitu pihaknya masih akan fokus dalam peningkatan kinerja. Antara lain dengan meningkatkan pembiayaan di segmen ritel, konsumer serta mendorong pertumbuhan dana murah.
Pada tahun 2017, BSM membukukan laba bersih sebesar Rp 365 miliar. Angka itu naik 12,22% secara tahunan atau year on year (yoy).
Sementara PT Bank BRI Syariah telah terang-terangan menyebut bakal melantai di bursa saham tahun ini. Sekretaris Perusahaan BRI Syariah Indri Tri Handayani mengatakan, bank itu telah mendapatkan lampu hijau dari induk usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk untuk masuk ke bursa.
"Insya Allah sesuai target di tahun ini," ujar Indri. BRI Syariah merencanakan akan melepas hingga 30% saham di pertengahan 2018.
Sementara anak usaha syariah milik PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan unit usaha syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) dikabarkan justru akan digabung alias merger. Namun BTN dan BNI enggan mengomentari karena rencana itu masih dikaji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News