Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja unitlink berbasis saham paling moncer tahun ini. Data Infovesta secara year to date (ytd) per Agustus 2024, mencatatkan kinerja unitlink berbasis saham memberikan rata-rata imbal hasil (return) tertinggi dibanding jenis lain, yaitu sebesar 2,43%.
Selain unitlink saham, data Infovesta menyebut, unitlink pendapatan tetap juga mencetak rata-rata imbal hasil positif tertinggi kedua per Agustus 2024 sebesar 2,14%. Diikuti unitlink pasar uang dengan rata-rata return 2,05%, sedangkan unitlink campuran mencatatkan rata-rata return sebesar 1,66%.
Mengenai hal itu, Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana berpendapat ada sejumlah faktor yang membuat kinerja unitlink berbasis saham paling tinggi. Salah satu faktornya, karena memang terjadi arus balik untuk dana asing masuk kembali ke Indonesia cukup besar.
"Khususnya, sejak proyeksi bahwa suku bunga Amerika Serikat (AS) itu sudah hampir dipastikan akan turun. Arus balik dana asing salah satu yang paling diuntungkan adalah IHSG, yang menembus rekor 7.700 pada Agustus dan mendorong juga unitlink terutama yang berbasis corporate dan saham itu diuntungkan juga," ucapnya kepada Kontan, Senin (9/9).
Baca Juga: Tokio Marine Life Sebut Aturan Baru Terkait Unitlink Bisa Menarik Minat Anak Muda
Lebih lanjut, Wawan menerangkan, unitlink sekarang investasinya jauh lebih fokus pada saham-saham yang fundamentalnya baik dan juga risikonya relatif rendah pada big caps.
Wawan memproyeksikan unitlink berbasis saham kemungkinan besar bisa tetap mendominasi hingga akhir tahun ini apabila IHSG di level 7.700 itu bisa dipertahankan. Meskipun demikian, ada beberapa katalis yang masih harus ditunggu, salah satunya terkait pemerintahan baru yang efektif pada Oktober 2024.
"Hal itu kalau dipandang promo terhadap market dan ekonomi, pasti akan bisa mendorong IHSG untuk kembali naik. Kalau itu terjadi, kemungkinan unitlink saham yang akan diuntungkan hingga akhir tahun ini," tuturnya.
Wawan menerangkan ada beberapa hal yang perlu diwaspadai yang dapat memengaruhi kinerja unitlink hingga akhir tahun. Salah satunya, yakni pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh harga komoditas.
"Saat ini, Indonesia diuntungkan oleh harga komoditas, itu juga yang membuat pasar saham bisa relatif baik dan pertumbuhan ekonomi juga terjaga. Akan tetapi, kalau terjadi volatilitas signifikan yang membuat harga komoditas itu turun, tentu bisa menjadikan katalis negatif," ujarnya.
Selain itu, Wawan menyebut hal yang perlu diwaspadai adalah suku bunga. Saat ini, semua investor ekspektasinya adalah suku bunga akan turun baik itu di Amerika Serikat dan Indonesia. Kalau meleset, bisa jadi akan ada koreksi jangka pendek juga terutama pada unitlink yang berbasis saham.
Sementara itu, dari sisi perusahaan asuransi jiwa, sebut saja produk unitlink berbasis saham PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia, TM USD Global Equity Fund, menjadi salah satu yang mencetak return positif per Agustus 2024 sebesar 15,75%.
Dalam mengelola dana nasabah ke aset investasi yang berisiko tinggi seperti saham, Head of Investment Tokio Marine Life Insurance Indonesia Cholil Ridwan mengatakan pihaknya menerapkan standar tinggi, terutama dalam manajemen risiko.
"Kami hanya berinvestasi pada perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang, kondisi keuangan yang kuat, menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, serta telah teruji melalui berbagai siklus ekonomi," ujarnya kepada Kontan, Senin (9/9).
Cholil menerangkan pemilihan saham yang tepat akan menjadi faktor kunci dalam mencapai kinerja positif jangka panjang terkait unitlink saham. Oleh karena itu, dia juga menambahkan manajer investasi perusahaan harus cermat memilih sektor dan saham-saham yang memiliki potensi pertumbuhan baik ke depannya. Terutama di tengah meningkatnya probabilitas pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada September 2024.
Produk unitlink saham milik PT BNI Life Insurance atau BNI Life juga menjadi salah satu yang mencatatkan return tinggi per Agustus 2024, yakni BLife Link Saham Aktif, sebesar 15,05%. Menanggapi hasil itu, Plt Direktur Utama BNI Life Neny Asriany mengatakan pemilihan sektor saham yang tepat membuat kinerja BLife Link Saham Aktif dapat mencatatkan return yang tinggi.
"Selain itu, sesuai dengan nama fund-nya, strategi yang diterapkan kami juga aktif trading untuk memanfaatkan setiap momentum di market," ujarnya kepada Kontan, Senin (9/9).
Baca Juga: BNI Life Catat Pendapatan Premi Unitlink Rp 680 Miliar Per Juli 2024
Neny mengungkapkan BNI Life masih optimistis untuk unitlink saham akan memberikan imbal hasil positif hingga akhir tahun ini, walaupun terdapat volatilitas yang cukup tinggi di sektor-sektor tertentu.
Menurutnya, tantangan yang mungkin bisa menghambat kinerja unitlink saham sampai akhir tahun ini, yaitu kondisi politik dalam negeri dan kebijakan pemerintahan mendatang. Dia bilang hal tersebut akan menjadi pertimbangan bagi para investor, khususnya asing, dalam berinvestasi di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News