Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sejak 2 Mei lalu, Kementerian Keuangan secara resmi membuka masa penawaran instrumen surat utang negara teranyar untuk investor ritel atau individu Saving Bonds Ritel (SBR) seri SBR001. Jenis baru obligasi pemerintah ini akan diterbitkan mulai 30 Mei 2014.
SBR diterbitkan untuk menambah gairah investor di level retail individual karena tingkat menabung dan investasi di Indonesia masih rendah. Dus, akan berdampak pada ekonomi negara.
PT. Bank UOB Indonesia yang menjadi salah satu agen penjual saving bond dan obligasi negara ritel Indonesia (ORI), telah mulai melakukan sosialisasi dan client even untuk memasarkan produk instrumen investasi teranyar dari pemerintah ini. Sosialisasi dilakukan di tiga kota besar di Indonesia.
"Kami mengadakan client even dan sosialisasi di Jakarta, Surabaya dan Medan tadi malam. Animo masyarakat terhadap produk ini baik sekali," ujar Victor Teja, Senior Vice President Deposit Investment & Insurance Head UOB Indonesia kepada KONTAN, Selasa (6/5).
Victor menyebutkan, dalam gelaran sosialisasi oleh UOB Indonesia ini, nasabah maupun masyarakat memiliki perhatian terhadap SBR001 ini. Nasabah menurut Victor rata-rata mempertanyakan mengenai perbedaan SBR yang memiliki keistimewaan tidak dapat diperjualbelikan di pasar sekunder, kupon bunga yang ditetapkan minimal rate 8,75% sehingga bebas dari fluktuasi suku bunga.
"Penjulan mungkin belum kencang. Tapi masyarakat concern terhadap produk investasi baru ini dan banyak bertanya mengenai produk ini. Masyarakat masih mencerna instrumen investasi surat utang yang baru ini," jelasnya.
Menurut Victor, jika digambarkan, penawaran penjualan SBR seri SBR001 memiliki kisah yang sama dengan ORI ketika pertama kali ditawarkan dan dipasarkan. Menurutnya, pada saat detik-detik terakhir, animo masyarakat akan instrumen investasi saving ini baru akan meningkat.
"Ini seperti pada saat dulu ORI perdana. Masyarakat masih memiliki banyak pertanyaan, masih mencari tahu dan masih melihat-lihat berita mengenai SBR ini," ucap Victor.
OUB Indonesia, kata Victor membuka peluang pemesanan dan penjualan kepada seluruh nasabah perseroan dan tidak terbatas pada nasabah prima alias nasabah kelas atas mereka. Hal ini menurut Victor lantaran instrumen SBR memang ditujukan kepada masyarakat indivudual atau ritel.
Meski masih melakukan hitung-hitungan mengenai pemesanan sementara, namun UOB Indoensia optimis akan mampu menjual seluruh SBR yang menjadi jatahnya yaitu sebesar Rp 100 miliar. "Kami membuka semua channel (jalur) untuk penjualan SBR karena ini adalah produk untuk nasabah ritel. Pada praktiknya memang tidak tertutup penjualan bagi nasabah prima kami, tapi penawaran dan pemesanannya berlaku bagi semua nasabah baik ritel maupun prima," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News