kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Upaya Perbankan Perbesar Portofolio Kredit ke Sektor Hijau


Senin, 02 Oktober 2023 / 07:03 WIB
Upaya Perbankan Perbesar Portofolio Kredit ke Sektor Hijau
ILUSTRASI. Paparan publik penerbitan Green Bond Tahap I 2023 oleh Bank Mandiri.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan nasional terus mendorong program pemerintah untuk menekan emisi karbon dengan menyalurkan pembiayaan di sektor hijau. Meskipun memang saat ini portfolio kredit hijau belum besar, namun perbankan masih terus berupaya meningkatkannya.

Untuk mendorong portfolio pada sektor hijau, Bank Indonesia (BI) telah memberikan insentif berupa potongan atau pengurangan Giro Wajib Minimum (GWM) yang berlaku sejak April lalu.

Pemberian insentif terhadap penyaluran kredit maupun pembiayaan hijau berwawasan lingkungan paling besar diberi pengurangan 0,3%.

Jika melihat rata-rata nilai penyaluran kredit hijau pada bank KBMI 4 masih berada di kisaran ratusan triliun rupiah. Sementara bank KBMI 3 mencatat nilai kredit hijau di kisaran puluhan triliun rupiah.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya, menurut data terbaru dari bank KBMI 4 ini telah menyalurkan Sustainable Financing sesuai Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) dalam POJK 51/2017 sebesar Rp 248 triliun atau 25% dari total kredit (Bank Only) Bank Mandiri per Juli 2023, angka tersebut meningkat 15,5% secara tahunan.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan, dari total kredit tersebut, portfolio kredit hijau sampai dengan posisi Juli 2023 tercatat sebesar Rp 119 triliun atau lebih dari 30% dari total Green Portfolio Indonesia.  

Baca Juga: BRI akan Terbitkan Green Bond Rp 6 Triliun, Berikut Jadwal Lengkapnya

"Angka ini telah menjadikan Bank Mandiri sebagai Market Leader terbesar dalam segmen pembiayaan Green Portfolio,"  kata Rudi kepada Kontan, Sabtu (30/9).

Rudi merinci, portfolio kredit hijau ini didominasi oleh sektor Sustainable Agriculture, Renewable Energy, dan Clean Transportation.

Selain itu untuk menunjukkan komitmen penuhnya, Bank Mandiri terus berkontribusi aktif dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon dan untuk mencapai target SDGs.

Salah satu upaya untuk memperbesar portfolio kredit ke sektor hijau adalah dengan cara aktif berdiskusi dengan pemerintah maupun nasabah korporasi terkait dengan isu-isu Sustainability termasuk tantangan polusi udara dan pengembanagan proyek keberlanjutan.

Salah satu pembiayaan Green Portfolio Bank Mandiri adalah Light Rail Transit (LRT) yang baru saja beroperasi minggu lalu.

Bank Mandiri juga menyalurkan pembiayaan untuk segmen Retail berupa kredit kepemilikan kendaraan EV.

"Pembiayaan ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi polusi di Jakarta," lanjut Rudi.

Dalam sisi bisnis dan opersional, Rudi menyampaikan Bank Mandiri telah membentuk Dedicated ESG Financing Team yang dapat memberikan Sustainable Financing Solutions untuk para debitur, meliputi pemberian produk Green/Social Loan, Sustainability-Linked Loan (SLL), dan Transition Loan.

Adapun beberapa transaksi terbaru yang menggunakan produk berkelanjutan yaitu Transition Loan untuk Mining Contractors, SLL untuk Cement & Agribusiness, dimana Bank Mandiri sebagai koordinator ESG, dan Dairy Sector.

Baca Juga: Sri Mulyani: Indonesia Butuh Rp 3.500 Triliun untuk Transisi Energi

Dengan memberikan produk dan skema ini, Bank Mandiri telah membantu klien untuk melakukan transisi ke bisinis yang berkelanjutan.

Sementara itu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) telah memiliki portfolio kredit ke sektor hijau sebesar 24,3% dari total portfolio kredit BCA. EVP Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn merinci per Juni 2023 penyaluran kredit ke ke sektor-sektor berkelanjutan telah mencapai Rp181,2 triliun atau tumbuh 6,9% yoy.

"Kami melihat terbukanya peluang peningkatan pembiayaan hijau selaras dengan semakin banyaknya dunia usaha yang mulai memperhatikan aspek lingkungan dalam melakukan bisnisnya, serta adanya dukungan dari pemerintah dan regulator," kata Hera kepada Kontan, Jumat lalu.

Lebih lanjut Hera mengatakan, guna memperbesar portfolio kedit hijau ke sektor berkelanjutan, BCA memberikan bunga Kredit Multiguna Usaha (KMU) 3,23% per 1 Oktober 2023.

BCA sendiri menyalurkan kredit hijau pada 12 kategori kegiatan usaha berkelanjutan, yakni antara lain sektor energi terbarukan, efisiensi energi, pengelolaan SDA hayati dan lahan berkelanjutan, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air dan air limbah berkelanjutan, produk eco-efficient, bangunan hijau, serta UMKM.  

Sejauh ini, portfolio pembiayaan berkelanjutan BCA salah satunya mengalir ke sektor energi terbarukan, dengan total kapasitas energi yang dihasilkan mencapai 210 MW, yang terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg), hingga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

BCA juga berpartisipasi aktif dalam program Taksonomi Hijau Indonesia (THI) dengan mengklasifikasikan kegiatan bisnis debitur sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Bank yang Ikut Borong Unit Karbon di Pembukaan Pasar

Di sisi lain, sinergi dan kolaborasi dukungan dari perbankan, debitur, pemerintah dan regulator sangat berpengaruh terhadap percepatan pencapaian tujuan implementasi THI.

"BCA akan terus meningkatkan kapabilitas pembiayaan hijau dari berbagai aspek termasuk secara aktif berkomunikasi dan mengedukasi debitur terkait pembiayaan hijau," kata Hera.

Hera sendiri memandang prospek kredit berkelanjutan BCA masih memiliki banyak peluang ke sektor-sektor berkelanjutan. Meskipun dalam menyalurkan kredit hijau, BCA selalu menerapkan prinsip kehati-hatian.

Di sisi lain pada bank KBMI 3 ada PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) yang tercatat telah menyalurkan pembiayaan hijau sebesar Rp32,51 triliun atau setara dengan hampir 16% dari total pembiayaan Bank.  

Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga, Fransiska Oei menyampaikan secara grup, CIMB  menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp 208 triliun hingga 2024. Dari target tersebut, CIMB Niaga juga berkewajiban untuk membantu mencapai target tersebut.

“CIMB Niaga akan lebih berfokus pada langkah-langkah yang perlu diambil untuk memanfaatkan isu-isu berkelanjutan dalam menjalankan bisnis, mengatasi tantangannya, sekaligus menangkap peluang baru yang hadir melalui keberlanjutan,” kata Fransiska belum lama ini.

Sebelumnya, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan juga mengatakan perbankan maupun dunia usaha perlu didorong oleh pemerintah dengan memberikan insentif pada sektor hijau.

Baca Juga: Sukses Hemat Energi, Bandara Internasional Yogyakarta Raih Penghargaan Subroto

“Insentif itu perlu. Bisa dari pajak, permodalan, risk weight calculation dan juga insentif yang mengacu ke DPK seperti yg diberikan kepada SME. Juga insentif kepada dunia usaha,” ujarnya kepada Kontan belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×