kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

UUS Maybank Lakukan Penandatanganan Perjanjian Induk Repo Bersama Sejumlah Bank


Senin, 29 Mei 2023 / 16:42 WIB
UUS Maybank Lakukan Penandatanganan Perjanjian Induk Repo Bersama Sejumlah Bank
ILUSTRASI. Layanan Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Maybank Indonesia melalui unit usaha syariahnya melakukan penandatanganan perjanjian induk repo bersama sejumlah Bank umum dan Bank Syariah lainnya.

UUS Maybank Indonesia merupakan satu-satunya unit usaha Syariah yang berpartisipasi dalam penandatanganan ini. Sebagai bagian dari inisiatif pengembangan pasar repo khususnya dalam memperluas jumlah pelaku repo perbankan, Bank Indonesia (BI) telah melakukan survei untuk memetakan minat adopsi perjanjian induk repo oleh perbankan.

Mempertimbangkan besarnya animo perbankan mengadopsi perjanjian induk repo, BI mengambil beberapa langkah, salah satunya dengan memfasilitasi penandatanganan perjanjian induk repo antar bank secara bersama dan melakukan sosialisasi atas transaksi repo termasuk fasilitas repo Syariah

Transaksi repo merupakan kontrak jual-beli efek dengan janji beli atau jual kembali pada waktu dan harga yang telah ditetapkan. Efek dalam perjanjian induk repo ini berupa surat utang. Fasilitas Repo Syariah merupakan sebuah terobosan yang signifikan bagi sektor perbankan Syariah, dengan UUS Maybank Indonesia menjadi Unit Usaha Syariah pertama yang memulai transaksi repo berbasis Syariah ini.

Baca Juga: Jelang Merger, Bank Nobu dan Bank MNC Kompak Gelar RUPS Pertengahan Juni

Head of Shariah Banking Maybank Indonesia Romy Buchari menyambut baik pelaksanaan perjanjian repo induk ini. Fasilitas ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif dalam memperkuat aktivitas dan memperluas ketersediaan likuiditas di pasar interbank antar Bank Syariah.

Menurutnya, pengembangan pasar repo dapat menjadi pondasi penting dalam pengembangan pasar keuangan nasional, khususnya keuangan syariah dalam mengelola likuiditas lembaga perbankan syariah di Indonesia. 

"Keterlibatan UUS Maybank Indonesia pada kemitraan strategis ini merupakan cermin dari komitmen Maybank Indonesia sebagai pelopor strategi Shariah First untuk memajukan ekonomi Syariah di Indonesia," jelas Romy dalam siaran pers, Senin (29/5).

Selain itu, perjanjian ini diharapkan dapat mendorong kontribusi yang lebih besar dari pelaku perbankan syariah dalam pembangunan perekonomian berbasis syariah serta mewujudkan sektor keuangan syariah yang resilient sejalan dengan Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia 2020-2025.

Adapun industri keuangan syariah di Indonesia memiliki potensi pengembangan yang cukup menjanjikan. Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Februari 2023, total aset Unit Usaha Syariah di Indonesia mencapai Rp 245,8 triliun dari sebelumnya Rp 218,4 triliun pada Februari 2022.

Terkait hal tesebut, Romy menambahkan bahwa inisiatif BI ini dapat mendukung pengembangan bisnis dan likuiditas UUS Maybank Indonesia sejalan dengan strategi M25+ yang diterapkan Maybank Group dan Maybank Indonesia.

Dalam strategi tersebut, Maybank Indonesia berkomitmen untuk membangun kepemimpinan dalam keuangan Syariah di Tanah Air melalui upaya proaktif Shariah First, dalam memperkenalkan keragaman solusi keuangan Syariah UUS Maybank Indonesia kepada masyarakat luas.

“Fasilitas repo ini tentunya dapat menjadi bentuk kemitraan yang saling menguntungkan antar sesama pelaku perbankan syariah dan berkontribusi positif terhadap kinerja bank. Demikian juga kami berharap fasilitas repo ini dapat memperkuat kepemimpinan UUS Maybank Indonesia dalam kancah industri keuangan syariah Indonesia, sejalan dengan strategi M25+ Maybank Group,” kata Romy.

Baca Juga: Bank Jago dan BFI Finance Kolaborasi Sediakan Pembiayaan Bersama Senilai Rp 2 Triliun

Pada kuartal pertama 2023, UUS Maybank Indonesia mencatat Laba operasional sebelum provisi naik 32,0% menjadi Rp 225 miliar dengan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) turun secara signifikan seiring dengan membaiknya kualitas aset.

Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia demikian juga membukukan kenaikan yang signifikan pada Laba sebelum Pajak (PBT), yaitu sebesar 178,4% menjadi Rp236 miliar pada kuartal pertama 2023. Total aset Unit Usaha Syariah tumbuh menjadi Rp 39,61 triliun dari Rp 38,33 triliun, menyumbang kontribusi terhadap total aset Bank (Bank saja) sebesar 26,4%.

Selain itu, pembiayaan Unit Usaha Syariah tumbuh menjadi Rp24,74 triliun dari Rp 24,56 triliun, terutama pembiayaan pada segmen UKM dan ritel. Secara bersamaan, Bank juga melanjutkan strategi untuk mengoptimalkan pendanaan berbiaya rendah, sehingga strategi ini mendorong kenaikan pada CASA Unit Usaha Syariah sebesar 30,4% menjadi Rp 15,33 triliun dari Rp 11,76 triliun tahun lalu dengan rasio CASA yang meningkat menjadi 49,4% dari 40,6%.

Rasio Non-Performing Financing/NPF Unit Usaha Syariah tercatat membaik menjadi 2,7% (gross) dan 2,1% (net) pada Maret 2023, dari 4,0% (gross) dan 2,7% (net) pada Maret 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×