CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Volume transaksi melejit, bank perketat pengamanan transaksi digital


Senin, 05 Oktober 2020 / 20:54 WIB
Volume transaksi melejit, bank perketat pengamanan transaksi digital
ILUSTRASI. Warga menggunakan fasilitas layanan perbankan digital di Jakarta, Kamis (18/7/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan di tanah air terus meningkatkan aspek keamanan guna memberikan keamanan lebih buat nasabahnya dalam bertransaksi digital. Maklum, selama pandemi, transaksi perbankan via kanal digital melejit tinggi. 

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) misalnya mencatat hampir 98% transaksi nasabah kini telah dilakukan via digital. Sepanjang semester I-2020, platform mobile banking BCA malah telah mencatat pertumbuhan transaksi 30,4% (yoy), sedangkan internet banking tumbuh 5,7% (yoy).

“Kami senantiasa berkomitmen menjaga dan mengawasi penggunaan seluruh kanal digital BCA agar dapat berjalan dan memberikan keamanan serta pelayanan yang optimal kepada nasabah,” kata EVP Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Harryn kepada KONTAN pekan lalu. 

Baca Juga: Simpanan di bank cilik melejit

Menjaga keamanan bertransaksi, Hera bilang perseroan senantiasa menjaga kerahasiaan data pribadi nasabah dan menerapkan sistem sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan oleh otoritas. 

Salah satunya via implemntasi kode one time peassword (OTP) yang dihasilkan melalui sistem perseroan. Kode ini berguna misalnya saat nasabah melakukan transaksi via kartu debit, maupun kartu kredit untuk berbelanja secara daring.  “Demi menjaga keamanan, kami mengimbau agar nasabah tidak pernah membagikan nomor kartu debit, kartu kredit, dan kode OTP kepada pihak manapun,” sambung Hera. 

Bank jumbo lainnya yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) bahkan memiliki sistem anti fraud guna meminimalkan tindakan kecurangan dalam transaksi digital nasabahnya.  “Kami telah memiliki Fraud Risk Management System (FRMS) untuk mendeteksi adanya Fraud,” kata Diretur IT dan Operasional Bank Mandiri Rico Usthavia Frans pada KONTAN. 

Adapun bank berlogo pita emas ini telah mencatat 4,7 juta nasabahnya yang telah memanfaatkan platform digitalnya. Sampai semester I-2020, ada 114,4 juta transaksi yang dikelola perseroan senilai Rp 129,6 triliun. 

Baca Juga: Batal realisasikan buyback, AGRO fokus menjaga arus kas dan kecukupan modal

Tak cuma dilakukan sendiri, perseroan juga turut mengandalkan kerja sama dengan beberapa pihak untuk mendukung keamanan bertransaksi. Misalnya dengan Visa untuk mengimplementasikan kartu kredit teknologi nirsentuh atawa contactless saat bertransaksi secara fisik di merchant-merchant perseroan. 

Kartu kredit nirsentuh disebut Senior Vice President Credit Card Group Lila Noya dapat mengurang risiko penyalahgunaan kartu kredit, sebab saat bertransaksi, pemegang kartu kredit Bank Mandiri tak perlu menyerahkan kartu kredit kepada petugas merchant. “Saat ini kami sudah menerbitkan 250.000 kartu kredit contactless, sampai akhir tahun kami menargetkan bisa menerbitkan 400.000 kartu,” kata Lila belum lama ini.

Selanjutnya: Pemegang saham beri restu Bank Jago lakukan rights issue

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×