Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Kemudian, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengatakan pihaknya optimis NPL bisa terjaga sesuai target tahun ini. Direktur Bank BTN Nixon Napitupulu menyebut targetnya tahun ini NPL BTN bisa bertengger di level 4,5%. Alih-alih untuk mengantisipasi risiko kredit, perseroan juga sudah mengalokasikan pencadangan hingga 105% sampai akhir tahun. "September kita ekspektasi bisa 4,5%. Posisi NPL sekarang sudah turun dari posisi akhir Desember 2020 lalu," ujar Nixon.
Itu artinya, posisi NPL BTN telah menyusut dari periode Juni 2020 yang sempat menyentuh 4,71%. Sekaligus telah menyusut dari periode akhir 2019 sebesar 4,78%. Untuk memitigasi risiko, bank spesialis kredit perumahan ini lebih selektif dalam memberikan kredit, termasuk terus mendorong restrukturisasi kredit bermasalah.
Kemudian, bank di kelompok BUKU II walau punya NPL paling tinggi di industri nampaknya sudah lebih waspada. Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk (Bank Ina) Daniel Budirahayu bahkan menyebut pihaknya memilih untuk mengerem laju kredit, demi menjaga NPL. "Sementara ini pelepasan kredit untuk investasi kami tahan, dan untuk kredit modal kerja kami selektif. Untuk menjaga NPL terkendali kami terus monitor debitur," terang Daniel.
Baca Juga: Kookmin siap bentuk konglomerasi keuangan
Menurut catatannya, per Agustus 2020 posisi NPL ada di level 1,7%. Pun, sampai akhir tahun bahkan hingga Maret 2021, Daniel optimis NPL Bank Ina akan tetap stabil. Hal ini tentu sejalan dengan adanya rencana perpanjang program restrukturisasi kredit oleh OJK dari akhir 2020 menjadi Maret 2021. "Saat ini restrukturisasi sudah tidak ada lagi pengajuan, seharusnya puncaknya sudah lewat," tambahnya.
Begitu juga dengan PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) yang yakin NPL masih terkendali. Direktur Utama Bank Mantap Josephus K. Triprakoso bilang di awal Semester II 2020 NPL perseroan ada di angkat 0,9%. "Memang ada sedikit peningkatan dibandingkan rata-rata NPL tahun lalu di kisaran 0,63%," katanya.
Menurutnya, kebijakan program restrukturisasi dari pemerintah harus diakui sangat membantu perbankan untuk menahan laju NPL. "Kami proyeksikan sepanjang kebijakan dapat terimplementasi dengan baik maka rasio NPL masih dapat terjaga sampai dengan akhir tahun namun harus diiringi dengan penguatan pencadangan yang ada di masing-masing bank," tegasnya.
Baca Juga: Sah! Tiga direksi Bank Tabungan Negara (BBTN) lolos fit and proper OJK
Pun, perbankan sudah punya mitigasi yang cukup kuat. Antara lain dengan mengerem kredit ke sektor-sektor yang tentunya mengalami perlambatan seperti pariwisata, hotel, restoran dan travel.
Saat ini Bank Mantap juga melakukan program-program untuk percepatan perbaikan kredit bermasalah melalui restru diantaranya adalah program pemberian keringanan bunga/denda untuk debitur. Perseroan pun melakukan pemantauan secara periodik untuk seluruh debitur yang dilakukan restru atas usahanya yang terdampak Covid-19. "Diharapkan dengan program-program tersebut dapat menjaga rasio NPL tetap dapat terjaga sampai dengan akhir tahun nanti," pungkas Josephus.
Selanjutnya: Bank Permata lengkapi mobile banking dengan fitur digital token
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News