kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir nilai bunga sudah rendah, apakah masih bisa turun?


Kamis, 19 April 2018 / 14:33 WIB
Bankir nilai bunga sudah rendah, apakah masih bisa turun?
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) lewat survei perbankan yang dirilis Selasa (17/4) mengungkap, suku bunga kredit masih akan menurun di kuartal II 2018 ini.

Menurut BI, rata-rata suku bunga kredit modal kerja akan turun 3 basis poin (bps) menjadi 11,78% dan suku bunga kredit konsumsi masih punya ruang untuk turun sebesar 8 bps menjadi 14,5%, sedangkan untuk kredit investasi diproyeksi naik 6 bps menjadi 12,18%.

Jumlah tersebut menurun dibandingkan rata-rata suku bunga kredit di kuartal I 2018 yakni kredit modal kerja 11,81%, kredit konsumsi 14,58% dan kredit investasi 11,12%.

Pun, sampai akhir tahun 2018, BI memperkirakan rata-rata suku bunga kredit modal kerja akan berada di 11,8% atau di kisaran 9,05%. Sementara kredit konsumsi 14,53% di kisaran 10,21% sampai 18,86% dan kredit investasi 12,16% atau di kisaran 9,14% sampai 15,19%.

Bila dirinci, pada jenis kredit konsumsi, penurunan suku bunga kredit terjadi pada suku bunga kartu kredit sebanyak 37 bps. Kemudian kredit multiguna 2 bps dan kredit tanpa agunan (KTA) sebanyak 1 bps.

Sejumlah bankir menilai, pergerakan suku bunga pada umumnya bergantung pada suku bunga acuan atau BI 7 Days Repo Rate.

Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Hariyono Tjahjarijadi menilai, faktor pendorong penurunan suku bunga kredit antara lain dilihat dari stabilitas tingkat inflasi, kurs, neraca pembayaran ataupun perdagangan.

"Penurunan suku bunga kredit saat ini akan tergantung seberapa besar bank-bank bersedia mengurangi atua menurunkan NIMnya (margin bunga)," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (19/4). Hanya saja, ruang penurunan bunga dinilai Hariyono tak begitu banyak di tahun 2018, menurutnya saat ini suku bunga dana maupun kredit sudah relatif rendah.

Kendati sudah dapat dikatakan rendah, Hariyono menilai permintaan kredit masih belum terlalu tinggi, penyebabnya sektor riil sejauh ini belum sepenuhnya bergerak.

"Suku bunga dana maupun kredit sudah rendah tapi kendalanya sektor riil belum sepenuhnya bergerak, dan apakah bisa digerakkan dengan suku bunga kredit yang lebih rendah lagi?" tambahnya. Pihaknya pun, belum dapat merinci seberapa besar ruang penurunan bunga di kuartal II 2018 ini.

Sebagai gambaran, saat ini suku bunga dasar kredit (SBDK) Bank Mayapada per Maret 2018 sudah lebih rendah dari rata-rata suku bunga secara industri. Antara lain, kredit korporasi 9,5%, kredit ritel 11,1%, kredit mikro 13,1% dan kredit konsumer 10,9%.

Di sisi lain, Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Ferdian Satyagraha menilai, pihaknya sejauh ini menetapkan kebijakan suku bunga berdasarkan suku bunga pasar. Menurutnya, untuk kredit konsumer dan kredit mikro Bank Jatim merujuk pada bank pesaing seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan bank BUMN lain sebagai pemegang pasar.

"Bank Jatim menurunkan suku bunga kredit konsumer dan mikro. Untuk angkanya di range suku bunga pesaing utama seperti BRI dan BUMN lain agar lebih bersaing," katanya. Diperkirakan, sampai akhir tahun penurunan bunga kredit perseroan maksimal akan sebanyak 100 bps alias 1%.

Catatan saja, SBDK Bank Jatim per kuartal I 2018 dinilai sudah dipatok rendah. Hal ini terlihat dari suku bunga kredit korporasi yang sebesar 8,03%, dan kredit ritel 9,21%. Sementara untuk kredit mikro suku bunga kredit Bank Jatim ada di level 11,54% dan kredit konsumer KPR 7,2% serta non KPR 8,99%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×