kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pertumbuhan aset perbankan syariah US$ 21 miliar


Jumat, 27 Juni 2014 / 14:13 WIB
Pertumbuhan aset perbankan syariah US$ 21 miliar
ILUSTRASI. Drama original Mantan Tapi Menikah akan tayang di Viu akhir Januari 2023


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad menyampaikan bahwa industri keuangan Islam telah berkembang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Di segmen perbankan syariah, pertumbuhan rata-rata aset telah mencapai rata-rata 37,4% dalam 5 tahun terakhir, dengan total aset sekitar US$ 21 miliar.

Menurut Muliaman, industri perbankan syariah memiliki hampir 13 juta rekening simpanan dan kurang lebih didukung dengan 3.000 jaringan kantor di seluruh Indonesia.

Menurut Muliaman, pangsa pasar perbankan syariah saat ini telah mencapai 4,9% dari aset perbankan di Indonesia. Pasar modal syariah juga telah berkembang dengan meningkatnya jumlah penerbitan sukuk termasuk sukuk pemerintah. Selain itu sudah lebih dari 300 saham syariah yang merupakan bagian dari Islamic Index.

Muliaman menyebutkan, reksadana syariah juga tumbuh cukup signifikan dengan outstanding dana kelolaan sekitar US$ 1 miliar. "Pembiayaan syariah juga berkembang dalam semua jenis pembiayaan termasuk KPR, kredit mobil dan lainnya. Industri asuransi syariah juga memiliki tren yang lebih menjanjikan, ditandai dengan meningkatnya jumlah dana yang dikelola di bawah industri asuransi syariah," ujar Muliaman melalui pernyataan tertulis yang diterima KONTAN, Jumat (27/6).

Pada kesempatan menjadi pembicara dalam pertemuan tahunan Islamic Development Bank (IDB) ke-39 yang berlangsung di Jeddah 23-26 Juni, kemarin, Muliaman juga menyampaikan pentingnya memiliki Arsitektur Keuangan Syariah yang terintegrasi.

Sehingga, diharapkan ke depan industri keuangan syariah Indonesia, dapat memiliki peran yang lebih besar dalam mendukung pembangunan ekonomi. Selain itu, industri keuangan syariah diharapkan memiliki arah pengembangan yang bersifat lebih terintegrasi dan dapat beroperasi lebih efisien dan kompetitif termasuk penguatan modal dan sinergi.

"Ke depan industri keuangan syariah Indonesia juga dapat mendukung perluasan akses dan financial inclusion serta merupakan bagian dari rencana pembangunan nasional jangka menengah," ujarnya.

Lebih lanjut Muliaman menyebutkan, penetrasi asuransi syariah relatif kecil tetapi dengan dukungan iklim pengaturan saat ini, penetrasi juga akan meningkat secara signifikan di masa depan. Selain itu, pada kesempatan ini, Muliaman juga menyampaikan secara ringkas Grand Design Microinsurance Indonesia yang di dalamnya mencakup microtakaful yang pada Oktober tahun 2013 telah diluncurkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Menurut Muliaman, perkembangan industri mikrotakaful di Indonesia yang pertumbuhannya cukup menggembirakan dengan potensi pasar yang cukup besar. Sebab pengembangan mikrotakaful merupakan bagian dari program financial inclusion yang harus dihubungkan dan saling berhubungan dengan inisiatif lain seperti pembayaran digital (digital payment) dan branchless banking.

"Kebutuhan untuk koordinasi antar otoritas, asosiasi, pperator takaful dan saluran distribusi termasuk di dalamnya seperti perusahaan telekomunikasi serta masyarakat adalah kunci pengembangan industri mikrotakaful ke depan," kata Muliaman.

Catatan saja, pertemuan Tahunan IDB ini rutin diselenggarakan tiap tahun, dan kali ini diadakan di Jeddah bersamaan dengan perayaan ulang tahun IDB ke 40 dan dibuka oleh Putra Mahkota Saudi Arabia – Salman bin Abdulaziz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×