Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Johana K.
JAKARTA. Pertumbuhan bisnis yang diperoleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Jatim masih cukup tinggi pada tahun lalu. Ini terlihat dari pertumbuhan aset, kredit serta dana pihak ketiga (DPK) yang tercatat dua digit.
Menurut Raden Soeroso, Direktur Utama BPR Jatim, total aset di akhir tahun 2014 mencapai Rp 1,86 triliun atau tumbuh 19,23% secara year on year (yoy) dibanding akhir 2013 yang mencapai Rp 1,56 triliun. Sementara kredit yang disalurkan mencapai Rp 1,44 triliun atau tumbuh 13,38% secara yoy dibanding akhir 2013 yang mencapai Rp 1,27 triliun. “Terakhir, DPK kami mencapai Rp 1,13 triliun atau tumbuh 17,70% dibanding akhir 2013 yang mencapai Rp 965 miliar,” kata Raden saat dihubungi KONTAN, Senin (12/1).
Raden menegaskan pertumbuhan bisnis BPR Jatim di akhir tahun 2014 tak mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2013. Sebab kredit mikro yang menjadi andalan relatif tak terpengaruh perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional serta tekanan penurunan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat. “Ini membuat bisnis kami justru meningkat dibanding 2013,” ujar Raden.
Tahun ini, BPR milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut menargetkan total aset bisa mencapai Rp 2,24 triliun, kredit mencapai Rp 1,75 triliun, dan DPK bisa mencapai Rp 1,31 triliun. Agar tercapai, BPR Jatim berupaya meningkatkan penyaluran kredit mikro. “Selain itu, oleh Gubernur Jawa Timur juga memberikan tugas khusus agar kami lebih optimal menyasar sektor pertanian. Mulai tahun ini, BPR Jatim secara khusus membentuk Divisi Pertanian. Terdiri dari 4 sektor, yaitu pengadaan pangan, perikanan dan kelautan, peternakan, dan perkebuanan serta agribisnis,” pungkas Raden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News