Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Di tahun Kambing Kayu ini, perusahaan asuransi PT Lippo General Insurance Tbk alias Lippo Insurance enggan menargetkan kinerja muluk. Hingga akhir tahun 2015, emiten berkode LPGI tersebut membidik perolehan laba yang serupa dengan perolehan di tahun lalu. Adapun di tahun 2014, perseroan meraup laba sebelum pajak Rp 142,9 miliar, tumbuh 39,91 % (yoy) ketimbang posisi tahun sebelumnya yang berkisar Rp 102,13 miliar.
Agus Benjamin, Presiden Direktur Lippo Insurance menjelaskan, mereka memang sengaja menargetkan laba yang konservatif. Sebab, kondisi perekonomian dalam negeri belum membaik sehingga berimbas pada daya beli konsumen. "Kondisi Indonesia berat, persaingan bisnis moderat. Kalau laba sama (dengan tahun lalu) sudah prestasi yang baik sekali," ujarnya, Rabu (27/5).
Menurutnya, asuransi masih menempati peringkat kelima dalam daftar kebutuhan masyarakat Indonesia setelah aspek pendidikan anak, rumah, tabungan, dan gaya hidup (lifestyle). Ia berharap, literasi keuangan yang digalakkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak beberapa waktu lalu dapat membuahkan hasil sehingga dapat mengubah pola pikir masyarakat terhadap pentingnya produk asuransi.
Berdasarkan Keterbukaan Informasi, per Maret 2015, laba sebelum pajak Lippo Insurance berkisar Rp 28,32 miliar, melonjak 176,83% (yoy) ketimbang periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 10,23 miliar.
Perseroan juga meraup premi bruto sebesar Rp 376,67 miliar. Angka ini tumbuh 15,96% (yoy) ketimbang periode sama tahun lalu yang berkisar Rp 324,8 miliar. Di sisi lain, klaim bruto Lippo Insurance melonjak 30,38% (yoy) dari semula Rp 127,57 miliar menjadi Rp 166,33 miliar.
Di saat yang sama, mereka juga membukukan hasil underwriting sebanyak Rp 47,78 miliar, melambung 42,32% (yoy) dari posisi sebelumnya Rp 33,57 miliar. Begitu pula dengan hasil investasi yang semula rugi Rp 2,71 miliar terangkat menjadi Rp 12,45 miliar per Maret 2015. Ekuitas Lippo Insurance juga naik 23,48% (yoy) dari posisi Rp 1,32 triliun menjadi Rp 1,63 triliun. Sehingga, aset perseroan tumbuh 18,78% (yoy) dari level Rp 2,18 triliun menjadi Rp 2,59 triliun pada triwulan pertama tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News