Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Bank Mayora memprediksi, sampai akhir 2016, total laba bersih yang bisa dicapai yaitu sebesar Rp 74 miliar atau naik 20% secara tahunan atau year on year (yoy). Hal ini utamanya disebabkan karena strategi bank untuk menjaga laba dengan fokus ke pembiayaan yang masih berpotensi tumbuh seperti perdagangan.
Menurut Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij, walaupun kinerja bank secara umum membaik, penyaluran kredit pada akhir tahun diprediksi akan mengalami penurunan sebesar 5% sampai 6% yoy.
“Pertumbuhan akhir tahun memang agak sedikit berbeda, yaitu laba naik sedangkan kredit sedikit turun,” ujar Irfanto ketika ditemui dalam bincang media, Selasa malam (27/12).
Irfanto menyebut, ada beberapa faktor yang menyebabkan kredit Bank Mayora tumbuh negatif. Pertama adalah faktor ekonomi yang tidak terlalu bagus pada tahun ini.
Kedua karena faktor nasabah yang banyak melunasi pinjaman sedangkan pinjaman baru yang dibukukan relatif tidak terlalu banyak. Sedangkan sebab ketiga karena masalah kredit macet.
Sebagai gambaran, sampai akhir 2016, rasio kredit bermasalah (NPL) diperkirakan sebesar 2,5% atau meningkat dibandingkan September 2016 sebesar 1,4%. Dengan adanya NPL tersebut, bank mencadangkan dana sekitar Rp 20 miliar sampai akhir 2016.
Beberapa industri yang sampai 2016 menyebabkan kenaikan NPL adalah bisnis hotel dan bisnis angkutan kapal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News