Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Citi Indonesia menargetkan bisnis trade finance pada 2018 ini bisa mengalami kenaikan sebesar 9% secara tahunan atau year on year (yoy). Kenaikan pembiayaan ekspor-impor ini terutama didorong dari nasabah korporasi.
Vincent C Soegianto, Direktur Head of Treasury and Trade Solutions Citi Indonesia bilang, trade finance menjadi salah satu penyumbang bisnis terbesar di bank asing ini.
"Pada 2017 lalu, trade finance korporasi mengalami kenaikan sebesar 13% secara tahunan," kata Vincent ketika ditemui setelah acara penandatangan kerjasama dengan Coca Cola Amatil, Selasa (13/2).
Pada tahun ini, Citi Indonesia menargetkan bisnis trade finance akan menyumbang 10% dari total bisnis bank. Salah satu caranya, menggandeng lebih banyak mitra bisnis.
Vincent bilang, pada akhir tahun lalu, bisnis trade finance Citi Indonesia banyak disumbang oleh bisnis letter of credit atau LC. Penyumbang lainnya adalah open akun atau supply financing.
Dua bisnis trade finance ini mempunyai segmen pasar masing-masing. Untuk LC, Vincent bilang ini mayoritas untuk korporasi besar. Sedangkan untuk open akun dan supply financing biasanya untuk klien yang kepercayaannya lebih besar.
Riko Tasmaya, Managing Direktor Head of Global Subsidaries Group Citi Indonesia bilang yang membedakan trade finance Citi Indonesia dengan bank lain adalah terkait implementasi digital banking.
"Kami sangat fokus ke digital platform ini adalah yang membedakan kami dengan yang lain," kata Riko dalam kesempatan yang sama.
Batara Sianturi, CEO Citi Indonesia bilang bank mempunyai banyak klien trade finance perusahaan multinasional asing. "Karena segmennya kami memang banyak bermain disini," kata Batara. Dia berharap, pembiayaan ini ikut mendongkrak pendapatan bank berbasis bukan bunga atau fee based income.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News