kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

50% penduduk belum dapat layanan sektor keuangan


Kamis, 08 Mei 2014 / 10:21 WIB
50% penduduk belum dapat layanan sektor keuangan
ILUSTRASI. ASDP


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Ikatan Bankir Indonesia (IBI) menilai upaya meningkatkan literasi keuangan bagi publik masih rendah. Ketua Umum IBI, Zulkifli Zaini mengungkapkan, separuh dari seluruh penduduk Indonesia masih belum mendapatkan pelayanan sektor keuangan.

Hal ini lantaran masih sering terjadinya kesenjangan sektor keuangan seperti soal keterjangkauan lembaga keuangan dan pemahamanan literasi keuangan. Sehingga literasi keuangan Indonesia tertinggal jauh dibandingkan negara tetangga.

Menurut Zulkifli, kesenjangan sektor keuangan tidak hanya menyangkut keterjangkauan tapi juga dengan pemahaman literasi. "Bahkan, paling tidak hampir 50% persen penduduk Indonesia belum mendapatkan keterjangkauan dan pelayanan sektor keuangan. Sedangkan literasi keuangan baru mencapai sekitar 21,8% dari total penduduk Indonesia," kata Zulkifli di Jakarta, Kamis (8/5).

Jika diukur dengan angka statistik, yang benar-benar paham lembaga jasa keuangan (LJK) dari 100 penduduk Indonesia hanya terdapat 22 orang yang paham tentang lembaga perbankan dalam bentuk produk dan jasa serta ketrampilan jasa perbankan.

"Karena keterjangkauan yang rendah, tingkat pemahaman produk Indonesia juga relatif rendah. Rendahnya keterjangkauan dan literasi menjadi perhatian banyak negara termasuk negara maju," ujarnya.

Karena itu, diharapkan dengan dibentuknya dewan inklusi dan literasi, akan dapat membantu masyarakat Indonesia untuk memahami industri keuangan. Menurut Zulkifli, ada tiga pendekatan untuk memperluas akses informasi dan kepemilikan produk serta layanan.

Pertama, adalah soal edukasi. Kedua, penguatan infrastruktur dan ketiga adalah pengembangan produk. "Kami melakukan pendekatan dengan tiga pilar itu," jelas Zulkifli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×